Tradisi Bacha Poshi memiliki sejarah panjang di Afganistan yang sangat konservatif, di mana anak laki-laki dihargai lebih tinggi daripada anak perempuan dan perempuan sering dikurung di rumah.
BACA JUGA:Seorang Pria Hatinya Terguncang Saat Menemukan Sebuah Kotak Berisi Rahasia Istrinya
Keluarga tanpa ahli waris laki-laki membuat anak perempuanya berpakaian sebagai laki-laki sehingga dia dapat melaksanakan tugas seorang anak tanpa dilecehkan, atau mendapat tindakan buruk lainnya.
Tapi, beberapa gadis ada yang memilih untuk bergaya seperti anak laki-laki saja sehingga mereka dapat menikmati kebebasan yang dirasakan oleh kaum laki-laki.
Sementara sebagian besar tradisi Bacha poshi berhenti ketika anak telah mencapai pubertas, Sitara mengatakan dia terus mengenakan pakaian pria "untuk melindungi diri" di tempat kerjanya.
"Ketika saya pergi bekerja kebanyakan orang tidak menyadari bahwa saya seorang gadis," kata Sitara.
"Jika mereka menyadari bahwa seorang gadis berusia 18 tahun bekerja pagi hingga malam di pabrik batu bata maka saya akan menghadapi banyak masalah. Saya bahkan bisa diculik," tambahnya.
Ibu Sitara, Fatima, sebenarnya berharap Sitara bisa mengenakan pakaian wanita dan tinggal di rumah.
Tetapi dia membutuhkan Sitara untuk bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari juga membiayai pengobatannya, karena Ayah Sitara telah lanjut usia.
Source | : | yahoo.com |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR