Advertorial

Di Tengah-tengah Karatina Wilayah Karena COVID-19, Seorang Nenek Rela Berjalan 4,5 Jam untuk Menemui Suami yang Sakit Karena Susahnya Transportasi Umum

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Di tengah-tengah karantina wilayah yang dilakukan Malaysia dalam mencegah meluasnya kasus corona, ada beberapa keluarga yang terjebak.

Dilansir dari Asia One, Selasa (31/3), keluarga ini terjebak di sisi yang berbeda.

Namun meski begitu, eorang wanita lanjut usia bertekad untuk melihat suaminya yang sakit sehingga melakukan perjalanan jauh.

Hal itu ditempuhnya meski dihiasi dengan sakit kaki hingga lutut dan sebagainya.

Baca Juga: Hingga Akhir Maret 1.528 Orang Positif Covid-19 di 32 Provinsi Indonesia, Hanya 2 Provinsi Ini yang Nol Kasus

Ya, nenek berusia 66 tahun itu memutuskan untuk kembali ke Singapura pada 29 Maret setelah mengetahui kondisi suaminya.

Hal itu diceritakan oleh putranya Herman Sudil dalam sebuah postingan di Facebook.

Sementara perintah Malaysia melarang warganya meninggalkan negara itu dar 18 Maret hingga 14 April, orang asing diizinkan untuk pergi.

Baca Juga: Sebulan Virus Corona 'Serang' Indonesia, Akhir Maret Terjadi Lonjakan Kasus Positif Tertinggi, Bagaimana Prediksi di Bulan April?

Sebelumnya diketahui bahwa si nenek ini telah tiba di Johor Bahru, Malaysia, sebelum diberlakukan karantina wilayah, untuk merawat cucunya.

Yakni anak dari Herman, yang berusia 3 bulan.

Sementara Herman sendiri sedang merawat istrinya yang dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Wanita Berusia 47 Tahun Ini Ditangkap karena Menggunakan 'Sihir' untuk Mengobati COVID-19, Klaimnya Dapat Menyembuhkan Penyakit dengan Mantra dan Air Suci

Lalu, ketika ibunya menerima kabar bahwa suaminya yang berusia 80 tahun sakit awal pekan lalu, Herman segera mulai mencari transportasi bagi ibunya agar bisa kembali ke Singapura.

Namun karena karantina telah diberlakukan, transportasi umum menjadi sangat langka.

Akhirnya si nenek harus melakukannya dengan berjalan kaki.

Baca Juga: Pernyataan WHO Terkait Penggunaan Masker ini Sangat Mengejutkan, 'Dunia Menghadapi Kekurangan Signifikan dari APD'

Herman telah menyarankan agar dia tetap di Malaysia sampai pertengahan April karena kondisi ayahnya tidak begitu buruk.

Tetapi tetap saja dia bersikeras berjalan melintasi Causeway, bahkan dengan kondisi kakinya yang sakit di bagian lutut.

Baca Juga: Naas, Sosialisasikan Corona Ke Mahasiswa, Polisi ini Justru Dicaci Maki Habis-Habisan, Pelaku Selanjutnya Mengaku Seperti Ini

Perjalanan itu tetap dilakukan dan diisi dengan istirahat setia beberapa menit.

Dia membutuhkan sekitar empat setengah jam untuk sampai ke rumahnya di Boon Lay dari Kompleks Bea Cukai, Imigrasi, dan Karantina (CIQ) Johor Bahru.

Dia ditemani oleh seorang anggota keluarga yang membantunya membawa tas-tas dan membuat Herman bisa mengawasi ibunya.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Paru di Tengah Pandemi Corona Dengan 5 Makanan ini

Sekarang, dia tengah menjalani tinggal di rumah selama 14 hari, Herman menambahkan.

Unggahan Facebook Herman itu pun menyentuh banyak hati orang Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: Drone Canggih Ini Bisa Pantau dan Deteksi Orang Terinfeksi Virus Corona Dari Jarak Jauh

Artikel Terkait