Advertorial

Perjuangan 8 Hari Christina, Pasien yang Sembuh dari Covid-19, 'Yang Paling Berat Itu Saat Berada di Ruang Isolasi'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 1.155 orang.

Bahkan angka kematian mencapai 102 orang.

Walau sangat tinggi, namun 59 orang dinyatakan sembuh dan boleh meninggalkan rumah sakit.

Salah satu dari mereka yang dinyatakan sembuh adalahChristina, pasienpositif Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur.

Baca Juga: Ada 627 Kasus, Ini Peta Kasus Covid-19 di Jakarta, Sebagian Besar di Jakarta Barat

Dilansir dari kompas.com pada Minggu (29/3/2020),Christina merupakan 1 dari 6 pasien asal Surabaya yang akhirnya dinyatakan sembuh.

Begini kisahChristina yang menjalani berbagai proses perawatan di rumah sakit selama lebih dari dua pekan.

Kala itu, sekitar awal bulan Maret 2020, Christina mulai merasakan perubahan pada kondisi tubuhnya.

Mulanya ia merasakan demam tinggi di tubuhnya, lalu disusul badan terasa sakit dan kehilangan nafsu makan.

Baca Juga: Capai 593.656 Kasus di Seluruh Dunia, Namun Negara-negara Ini Melaporkan Negatif Kasus Virus Corona

Kemudian, pada 9 Maret 2020, Christina memeriksakan kondisinya di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya untuk mengetahui kondisi tubuhnya.

"Beberapa hari saya dirawat di RS Mitra Keluarga."

"Waktu itu napas saya sudah lemas."

"Dada kanan warnanya abu-abu sudah bisa sembuh karena terapi."

"Lalu yang kiri memburuk berbentuk embun dan menutup" kata Christina saat dihubungi pada Sabtu (28/3/2020).

Ia menjelaskan, pada tanggal 11 Maret 2020, dia dibawa ke RS Unair untuk dilakukan swab tenggorokan dan hidung.

Pada saat yang bersamaan, RS Mitra Keluarga sudah mengosongkan pasien.

Kemudian, esok harinya, Christina dilarikan ke RSUD dr Soetomo dan langsung masuk ruang isolasi khusus.

"Saya tahu saat dimasukkan ke ruang isolasi khusus."

"Dengan kondisi lemas bernapas pun sudah tidak sampai, oksigen tidak maksimal."

"Saya sendiri di ruang khusus itu bersama alat medis," ungkap dia.

Baca Juga: Walau Ada 42.000 Kasus, Tingkat Kematian di Jerman di Bawah 0,5%, Ini 3 Kuncinya, Bisa Jadi Contoh untuk Indonesia yang Tingkat Kematiannya Capai 8%

Selama perawatan super intensif di ruang isolasi khusus itu berlangsung, ia tidak mengetahui kalau ia tengah mengidap penyakit yang kini mewabah di berbagai belahan dunia.

Bahkan, yang dia tahu dokter hanya menyampaikan bahwa kondisi pasien harus sembuh, harus kuat dan tidak putus dalam berdoa.

"Ibu harus sembuh, Ibu sehat, karena hanya Ibu yang bisa membantu diri Ibu sendiri, imun Ibu yang membentengi Ibu sendiri."

"Itu kata dokter pada saya."

"Tidak pernah sama sekali dokter dan perawat bilang pada saya tentang virus," ucap dia.

Ibu dua anak ini mengatakan, selama beberapa hari dirawat di ruang isolasi, merupakan hari paling berat yang pernah dilewati.

Setelah keluar dari ruang isolasi khusus penuh peralatan medis, Christina harus menjalani tahap berikutnya, yakni masuk ke ruang isolasi tanpa peralatan.

"Itu lima hari yang luar biasa berat."

"Saya merasakan betapa sakitnya."

"Dokter terus mendukung saya, Ibu tidak apa-apa jalan pelan-pelan selangkah dulu dan pakai oksigennya."

"Lalu setelah itu saya dimasukkan ke ruang yang tidak ada peralatan lagi, masih di ruang isolasi juga," kata dia.

Baca Juga: Pemkot Tegal Terapkan 'Local Lockdown', Akses Masuk Kota Ditutup Pakai Beton hingga 4 Bulan ke Depan

Memasuki hari kedelapan dirawat di RSUD dr Soetomo, akhirnya dia dapat bertemu dengan sang suami.

Pada kesempatan itu, dokter menyampaikan bahwa kondisi Christina sudah resmi negatif Covid-19.

"Dokter bilang itu pada suami saya kalau saya sudah kembali sehat."

"Saya dinyatakan negatif Covid-19," ujar dia.

Meski saat ini Christina sudah kembali ke rumah, ia tetap harus membatasi kegiatannya sembari menjaga pola hidup agar tetap sehat.

Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga terus memantau kondisi pasien yang sudah sembuh itu melalui puskesmas terdekat.

Bahkan, pemkot juga memberikan perhatian khusus kepada Christina dengan cara memberikan vitamin, suplemen, dan makanan sehat.

Christina berharap, warga Kota Surabaya juga dapat mematuhi aturan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Terlebih, dia sebagai mantan pasien Covid-19 sudah merasakan betapa sakitnya melawan virus tersebut.

"Peraturan pemerintah itu harus didengar. Ini bukan penyakit atau virus biasa."

"Saya sudah mengalami ini."

"Untuk anak muda, sudah tidak usah lagi keluar kalau sekadar nongkrong itu tidak perlu. Kita batasi interaksi."

"Memang ada dokter, tapi dia juga manusia (punya keterbatasan)," pesan Christina.

(Ghinan Salman)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Cerita Perjuangan Christina Sembuh dari Covid-19, Jalani Hari Berat di Ruang Isolasi")

Baca Juga: Lewati China, Ini Alasan Amerika Serikat Punya Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, 'Trump Sangat Terlambat Menangani Hal Ini'

Artikel Terkait