Advertorial

Sering Terjadi Anak Kedua Lebih Sulit Diatur Dibanding Anak Pertama, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya Menurut Ahli

Khaerunisa

Penulis

Menurut riset ini, anak kedua digambarkan jadi sosok yang lebih susah diatur. Apakah hal ini benar terjadi?
Menurut riset ini, anak kedua digambarkan jadi sosok yang lebih susah diatur. Apakah hal ini benar terjadi?

Intisari-Online.com - Setiap anak pasti memiliki sifat dan karakter masing-masing. Kita semua unik di dunia ini, tidak ada yang sama persis.

Namun, ternyata sifat seseorang juga dipengaruhi oleh urutan kelahiran mereka.

Ada sebuah riset menunjukkan perbedaan sifat anak kedua yang perlu orangtua ketahui.

Menurut riset ini, anak kedua digambarkan jadi sosok yang lebih susah diatur. Apakah hal ini benar terjadi?

Baca Juga: Anak dengan 2 Unyeng-unyeng Punya Sifat Nakal? Simak Kebenarannya dan 5 Fakta Lain Seputar Unyeng-unyeng di Kepala Ini

Sebuah laporan yang dibuat oleh Joseph Doyle, seorang ekonom MIT menunjukkan anak kedua terutama anak laki-laki cenderung lebih sering memberontak dibanding sang kakak.

Hasil riset ini dikumpulkan dari ribuan pasang saudara di Amerika dan Eropa.

Menurut riset ini, salah satu alasan mengapa kondisi ini bisa terjadi adalah pola asuh.

Menurut Joseph Doyle, pola asuh pada anak pertama yang lebih diperhatikan misalnya membuat sang adik harus memperebutkan perhatian.

Baca Juga: Ini 8 Manfaat Buah Peach untuk Kesehatan dari Lindungi Kesehatan Mata Hingga Cegah Kanker

Percaya tidak percaya, urutan lahir seseorang ternyata berpengaruh terhadap kepribadiannya.

Alfred Adler, seorang psikoterapis sekaligus pendiri The School of Individual Psychology telah mengungkapkan teori kepribadian anak berdasarkan urutan lahir sejak tahun 1920-an.

Menurut Adler, anak kedua memang biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi karena ingin mengungguli si sulung yang cenderung dianggap sebagai contoh oleh orangtuanya. Ambisius menjadi sikap yang dimiliki si bungsu.

Sebuah studi yang dilakukan di Stanford University menunjukkan bahwa anak kedua paling sering iri.

Baca Juga: Tegas Menangkal Covid-19, Pemerintah Singapura Berlakukan Denda Rp 115 Juta hingga Penjara Bagi Warganya yang Bandel Duduk dan Berdiri Berdekatan di Tempat Umum

Namun, ia dianggap sosok yang berani dan paling banyak bicara di antara saudaranya.

Mereka lebih gigih dalam mencapai cita-cita karena membuktikan dirinya bisa menjadi anak yang sukses di kemudian hari.

Jika tidak dihadapi dengan baik, bukan tidak mungkin sikap gigih dan ambisius anak kedua malah mengubahnya jadi anak yang tak bisa diatur.

Tapi tak selamanya anak kedua atau si bungsu tidak bisa diatur.

Baca Juga: Kabar Baik dari Artis Detri Warmanto, Rapid Testnya Tunjukkan Hasil Negatif, Tapi Akan Lakukan Tes Lagi, Ini Penjelasan Ahli Soal Keakuratan Tes Cepat

Semua itu tergantung bagaimana pola asuh yang Ibu terapkan kepada anak.

Ibu perlu paham apa yang menjadi kebutuhan si kecil.

Kepribadian anak yang berbeda-beda juga membuat Ibu perlu mencari akal dalam melakukan pendekatan.

Misalnya pada anak yang terlalu sensitif, ada baiknya Ibu tak terlalu memberinya tekanan agar si kecil tidak merasa stres dan malah berujung pada pemberontakan. (Nakita.id/Gisela Niken)

Artikel Terkait