Advertorial

Tiba-tiba Meriang Setelah Baca Berita Tentang Virus Corona? Jangan Khawatir, Mungkin Anda Alami Psikosomatik

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Sejak awal tahun 2020 hingga Maret 2020, berita mengenai virus corona (Covid-19) selalu menjadi trending topic.

Tak heran sebenarnya. Apalagi WHO sendiri telah mengumumkan bahwa virus corona sebagai pandemi.

Artinya ini masalah besar.

Tercatat, hingga hari ini, Senin (23/3/2020), ada331.273kasus virus corona di seluruh dunia, dengan 14.450 kematian dan 97.847 pasien dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Tak Miliki Gejala, Anak Muda Bisa Jadi Penyebar Virus Corona, Namun Berpeluang Besar untuk Sembuh

Dari data tersebut, per Minggu (22/3/2020, ada 514 kasus positif virus corona di Indonesia dengan 48 kematian dengan 29 dinyatakan sembuh.

Melihat hal ini, hampir seluruh kalangan berlomba memberikan informasi terbaik untuk penangan virus corona.

Mulai dari cara mencegah hingga hal sepele seperti cara membersihkan rumah yang benar.

Namun di tengah pandemi virus corona ini,pernahkah Anda mengalami hal seperti ini:

Misalnya ketika membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona, tiba-tiba Anda merasa tenggorokan Anda gatal, nyeri, dan merasa agak sedikit meriang padahal suhu tubuh Anda normal?

Baca Juga: Ahli Temukan Gejala Baru Virus Corona, Mendadak Tak Bisa Mencium Bau

Atau Anda merasa suhu tubuh Anda sedikit naik dan berpikir 'ah apakah aku demam?'?

Jika iya, jangan khawatir.

Jika Anda selalu berada di rumah selama seminggu terakhir, sering mencuci tangan, dan menjaga kebersihan, maka tidak apa-apa.

Sebab, reaksi ini dikenal sebagai psikosomatik dan umum terjadi di tengah pandemi atau wabah seperti ini.

Apa itupsikosomatik?

Dilansir dari kompas.com pada Senin (23/3/2020), gangguan psikosomatik merupakan kondisi jiwa yang berpengaruh terhadap fisik.

Sebagian besar gangguan psikosomatik ini melibatkan pikiran dan tubuh.

Bagaimana kita bereaksi terhadap penyakit dan bagaimana kita mengatasi itu sangat bervariasi dari orang ke orang.

Faktor mental juga mempengaruhi beberapa titik di tubuh.

Misalnya merasakan sesak dan sakit dada, namun secara fisik tidak ditemukan adanya indikasi gangguan di jantung atau paru-paru.

Umumnya penderita psikosomatik berusia muda, dan didominasi wanita. Pemicunya adalah stres.

Baca Juga: Karena Virus Corona, 15 Negara Telah Berlakukan Lockdown, Tapi yang Lain Pilih Tes Massal, Mana yang Paling Cocok untuk Indonesia?

Sebagai contoh, ketika merasa cemas dan stres, detak jantung menjadi cepat, berdebar, merasa sakit (mual), tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut dan napas menjadi cepat.

Ketika kita cemas, gejala fisik meningkat akibat meningkatnya aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh, dan adanya pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.

Otak mungkin dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan penyakit.

Biasanya, dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor mental dan sosial yang mungkin mempengaruhi timbulnya penyakit.

Oleh karena itu, dalam mengatasi masalah psikis, kita perlu menjaga kondisi mental.

Hindari stres, buat pikiran tenang, atasi rasa cemas, hindari depresi, dan selalu berpikiran positif.

Pikiran mempengaruhi fisik

Ingat, pikiran dapat berpengaruh pada tubuh.

Pikiran dapat menyebabkan gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, saat kita merasa takut.

Baca Juga: Tetap Laksanakan Acara Pernikahan, Tamu Datang Pakai 4 Bus, Polisi: Seluruh Tamu Kami Semprot Disinfektan!

Misalnya, ketika kita takut atau cemas kita sering merasa:

- Denyut jantung cepat atau jantung berdebar-debar.

- Merasa mual.

- Gemetar (tremor).

- Berkeringat.

- Mulut kering.

- Sakit dada.

- Sakit kepala.

- Pernapasan susah diatur

Gejala-gejala fisik ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh dan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah ketika cemas/khawatir.

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Psikosomatik, Cemas Berlebih yang Bikin Sakit Fisik")

Baca Juga: Sudah Lockdown, Tapi Jumlah Kematian Akibat Virus Corona di Italia Lebih Tinggi dari China, Ada 793 Kematian dalam 1 Hari, Apa Penyebabnya?

Artikel Terkait