Advertorial

Ahli Temukan Gejala Baru Virus Corona, Mendadak Tak Bisa Mencium Bau

Mentari DP

Penulis

Di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.
Di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.

Intisari-Online.com - Seperti yang kita tahu, gejala virus corona (Covid-19) mirip dengan penyakit lain pada umumnya.

Misalnya flu, batuk, demam, hingga badan pegal.

Nah, baru-baru ini, sebuah studi yangdiungkap oleh ahli rinologi terkemuka di Inggris., mereka menemukan gejala atau kondisi lain pasien virus corona.

Kondisi apa itu?

Baca Juga: Karena Virus Corona, 15 Negara Telah Berlakukan Lockdown, Tapi yang Lain Pilih Tes Massal, Mana yang Paling Cocok untuk Indonesia?

Dilansir dari kompas.com pada Senin (23/3/2020), di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.

Menurut ahli THT di Inggris, kondisi ini dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.

"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata president of the British Rhinological Society Professor, Clare Hopkins, dan president of the British Association of Otorhinolaryngology, professor Nirmal Kumar.

Baca Juga: Sudah Lockdown, Tapi Jumlah Kematian Akibat Virus Corona di Italia Lebih Tinggi dari China, Ada 793 Kematian dalam 1 Hari, Apa Penyebabnya?

Dilansir Business Insider pada Senin (23/3/2020), para profesor mengatakan bahwa banyak pasien diseluruh dunia yang positif Covid-19 terinfeksi tanpa gejala demam tinggi atau batuk.

Sebagai gantinya, mereka sulit mencium bau dan mengecap rasa.

"Ada sejumlah laporan yang berkembang pesat tentang peningkatan signifikan dalam jumlah pasien Covid-19 yang hanya mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata peneliti dalam sebuah keterangan.

"Iran telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia."

"Selain itu, banyak pasien dari AS, Perancis, dan Italia Utara yang juga memiliki pengalaman sama," imbuhnya.

Minimnya gejala atau tanpa gejala yang umum terjadi pada Covid-19 membuat pasien yang mungkin positif tidak memeriksakan diri, dan tidak mengkarantina diri.

Jika ini terjadi, pasien Covid-19 yang tanpa gejala justru berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit.

Baca Juga: Tetap Laksanakan Acara Pernikahan, Tamu Datang Pakai 4 Bus, Polisi: Seluruh Tamu Kami Semprot Disinfektan!

Orang muda mungkin tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum

Profesor Kumar mengatakan kepada Sky News bahwa pasien berusia muda justru menunjukkan tanda tidak dapat mencium bau atau mengecap rasa.

Mereka tidak menunjukkan gejala virus corona yang umum seperti demam tinggi atau batuk terus menerus.

"Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam."

"Namun mereka mungkin kehilangan indera penciuman dan pengecapan, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung," katanya.

Para profesor menyerukan siapa saja yang memiliki gejala kehilangan indra penciuman dan perasa untuk mengisolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

(Gloria Setyvani Putri)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Studi: Mendadak Tak Bisa Mencium Bau, Gejala Baru untuk Virus Corona")

Baca Juga: Disebut Trump Bisa Obati Virus Corona, Banyak Orang Pesan Obat Malaria Ini: Ini Efek Mematikan dari Klorokuin

Artikel Terkait