Advertorial
Intisari-online.com -Melakukan aktivitas olahraga diyakini mampu meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh sehingga seseorang menjadi tidak mudah terjangkit virus, termasuk virus Corona atau Covid-19.
Namun, olahraga tidak boleh dilakukan sembarangan.
Alih-alih membuat badan sehat, olahraga yang dilakukan tidak tepat malah bisa membuat tubuh rentan mengalami sakit.
Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Michael Triangto, Sp.KO, dilansir dari Kompas.com, Senin (16/3/2020).
Baca Juga: Sering Dianggap, Ternyata Ini Perbedaan antara Virus dan Bakteri
Pemilik Slim + Health Sports Therapy di Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu menegaskan olahraga apabila dilakukan dengan benar dan tepat, akan dapat meningkatkan imunitas.
Dia menjelaskan apa yang dimaksud dengan olahraga yang benar dan tepat, yakni olahraga apa pun asal tidak terlalu keras atau menyalahi prosedur.
Selain itu, pilih olahraga yang dapat tidak menimbulkan sejumlah dampak buruk sebagai berikut:
dr. Michael menerangkan jika melakukan olahraga secara berlebihan, seseorang sangat mungkin akan mengalami kelelahan dan imunitas turun.
Itu mengapa akhirnya, kata dia, selama ini ditemui banyak kasus orang yang tidak melakukan olahraga dengan tepat, rentan terjangkit flu maupun penyakit lainnya.
Baca Juga: Ada Kecelakaan Truk di Tol JORR: Ini Penyebab Seringnya Kecelakaan Truk di Jalan Tol
Selain itu, orahraga yang dilakukan dengan tidak tepat juga bisa malah merusak organ tubuh.
Sebut saja serangan jantung.
Seseorang yang sering melakukan olahraga berat yang bisa memicu denyut nadi melebihi angka 160 kali per menit diyakini lebih rentan mengalami gangguan jantung tersebut.
“Mau itu lari, push up, sepak bola, basket, atau apa pun jika salah sedikit saja dalam melakukannya, bisa juga berubah membahayakan kehidupan,” jelas dr. Michael.
Menghitung denyut nadi maksimal saat olahraga
Dia pun membagikan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk menentukan olahraga yang telah dikerjakan sudah tepat atau belum.
Caranya, yakni dengan menghitung jumlah denyut nadi maksimal saat berolahraga.
Rumus yang bisa dipakai untuk menghitung denyut nadi maksimal, yaitu 220 dikurangi usia dalam tahun, kemudian hasilnya dikalikan 80 persen.
Sebagai contoh, seseorang yang masih berusia 20 tahun dianjurkan untuk tidak melakukan olahraga berat yang bisa memicu denyut nadi melebihi angka 160 kali per menit.
160 kali per menit merupakan hasil penghitungan dari 220 dikurangi 20 tahun dan hasilnya dikalikan 80 persen.
(Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cegah Virus Corona, Dokter Sarankan Lakukan Olahraga Seperti Ini"