Vaksin yang dikembangkan menggunakan teknik baru untuk membuat mRNA yang mirip dengan mRNA yang ditemukan di SARS-CoV-2.
Secara teori, mRNA buatan akan bertindak sebagai instruksi yang mendorong sel manusia untuk membangun protein yang ditemukan di permukaan virus.
Protein tersebut nanti diharapkan akan memicu respon imun protektif.
Merancang vaksin dengan cara ini memungkinkan Moderna untuk mempercepat proses pengembangan.
Namun perusahaan memang belum pernah menguji teknologi ini sebelumnya.
Uji coba terhadap hewan sebenarnya juga telah dilakukan.
Ahli virologi di National Intsitute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) memberikan vaksin eksperimental pada tikus percobaan.
Menurut Barney Graham, Direktur Pusat Penelitian Vaksin NIAID, tikus-tikus standar laboratorium itu tak dapat terjangkiti virus corona seperti manusia.
Baca Juga: Jumlah Pasien Positif Virus Corona Capai 96 Orang, Perlukah Indonesia Melakukan Lockdown?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR