Advertorial
Intisari-Online.com - Pemerintah negara-negara yang positif kasus virus corona melakukan berbagai upaya untuk mencegah semakin parahnya penyebaran virus tersebut.
Seperti China yang melakukan isolasi terhadap kota Wuhan, kota tempat pertama mewabahnya virus corona.
Ada juga Korea Selatan yang menemukan cara efektif untuk menguji virus corona pada pasien.
Indonesia sendiri, bertindak dengan menyiapkan 100 rumah sakit rujukan di 32 propinsi sebagai salah satu upaya.
Sementara itu, baru-baru ini Italia menyita perhatian dengan cara yang ditempuhnya.
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengumumkan penutupan seluruh negara dalam upaya mereka memerangi wabah virus corona.
Roma saat ini mengumumkan 9.172 kasus positif virus dengan nama resmi SARS-Cov-2, dengan 463 orang meninggal dan 724 orang dinyatakan sembuh.
Jumlah infeksi tersebut melonjak setelah pada Minggu (8/3/2020) Pemerintah "Negeri Piza" melaporkan angka penularan masih berjumlah 7.375 orang.
Adapun kematian karena virus corona juga berkembang secara signifikan, dari yang semula 93 orang menjadi 463 orang.
Jumlah itu menjadikan Italia negara di luar China dengan kasus kematian terbanyak.
Dalam pernyataannya di televisi, PM Conte menerangkan bahwa "segala kebiasaan Italia saat ini harus berubah" di tengah merebaknya virus corona.
"Kita mendapatkan laporan mengenai berkembangnya kasus baik dalam infeksi, ... maupun kematian," ujarnya, seperti dilansir BBC, Senin (9/3/2020).
Upaya penutupan yang dilakukan pemerintah pusat antara lain yaitu bakal melarang kegiatan yang menyedot publik dalam skala besar.
Termasuk di antaranya kompetisi olahraga, mencakup Serie A yang merupakan liga elite sepak bola di Eropa, dan perjalanan warga bakal dibatasi.
Conte mengatakan, masyarakat hanya akan diizinkan untuk bepergian dalam rangka bekerja atau urusan keluarga yang sangat mendesak.
Kemudian, semua warga diminta untuk tinggal di rumah dan melarang segala bentuk acara malam karena menurutnya kegiatan itu rentan menjadi momen penularan.
Dia menuturkan bahwa kebijakan tersebut bakal efektif diterapkan Selasa (10/3/2020), dan mengklaim demi melindungi elemen masyarakat yang paling rentan.
"Kami harus memberikan sesuatu yang baik untuk Italia. Kami harus melakukannya sekarang. Kami hanya bisa berhasil jika semua pihak bekerja sama dan menerapkannya secara benar," tuturnya.
PM berusia 55 tahun itu kemudian mengutip sebuah pernyataan mendiang Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, saat diwawancarai La Repubblica.
"Saya teringat sebuah kalimat tua Churchill, 'It is our darkest hour, but we will make it (Ini adalah masa paling kelam kita, tapi kita akan melewatinya)'," kata Conte.
Sekitar 60 juta orang di seantero negara bakal diisolasi hingga 3 April, dalam kebijakan yang sudah diperkenalkan kawasan utara, Sky News memberitakan.
Media lokal mengabarkan bahwa setelah pengumuman tersebut, orang-orang membanjiri supermarket sebagai bentuk kepanikan mereka dengan membeli makanan ataupun barang penting lainnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berjuang Lawan Virus Corona, Seluruh Italia Bakal Ditutup