Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini Korea Utara dan Korea Selatan bisa dibilang memiliki perbedaan yang cukup kontras.
Meski Korea Selatan digambarkan empat langkah lebih maju dari Korea Utara, nasib buruk justru menimpa mereka.
Negara ginseng tersebut menjadi negara yang situasinya cukup darurat akibat virus corona, setelah China dengan 37 kematian.
Sementara Korea Utara bersikeras bahwa negara tersebut bersih dan aman dari virus corona, meskipun banyak pihak menuduh Korut menyembunyikannya dari dunia.
Baca Juga: Uang Kertas Bisa Tularkan Corona, Lantas Berapa Lama Virus Corona Bisa Hidup di Permukaan Benda?
Karena merasa aman, Kim Jong-un besar kepala dan baru-baru ini dia mengirim surat kepada warga Korea Selatan atas wabah virus corona.
Dia juga memberikan surat kepada Presiden Moon Jae-In ketika Korea Selatan melaprokan 438 kasus baru Kamis (5/3) sehingga total menjadi 5.800 orang terpapar virus corona.
Korea Selatan kini menempati negara dengan kasus virus corona terbesar keempat setelah China, Italia, dan Iran.
Korea Utara mengatakan negara tersebut bebas karena telah disegel dari dunia luar dan menempatkan semua orang, di karantina.
Tak hanya itu Kim Jong- Un juga mengaku akan mengatasi virus corona, dan menyebut hanya Korea Utara yang sanggup mengatasi virus ini, Lapor Daily Mirror Jumat (6/3).
Dalam suratnya, diktator Korea Utara menyatakan harapan bahwa Korea Selatan akan mengatasi wabah itu, menurut kantor Presiden Moon.
Kim juga menyuarakan keprihatinan atas kesehatan Moon, dan mendiskusikan pandangannya tentang situasi di semenanjung Korea, Yoon Do-han, sekretaris pers senior Moon, mengatakan pada suatu pengarahan.
Sayangnya di tengah klaim yang cukup kontroversial, dan bernada cukup sombong.
Kenyataanya, Pyongnyang justru negara yang menyedihkan dalam urusan virus corona.
Diwartakan beberapa waktu lalu, Korea Utara mengeksekusi pasien virus corona pertamanya, dia adalah seorang pejabat yang menolak di karantina.
Sementara itu negara tersebut, juga tidak memiliki peralatan medis yang memadai untuk mengatasi virus corona.
Bahkan, negara tersebut bisa hancur jika virus corona menyerang negara komunis tersebut, karena mereka tak mempunyai kemampuan untuk menangani wabah, lapor Daily Mail.
Sedangkan di Korea Selatan, mereka telah mendeklarasikan zona perawatan khusus di sekitar Gyengsan dengan sekitar 275.000 pasien dilanda virus flu.
Korsel juga mengalami peningkatan cepat dalam kasus yang dikaitkan dengnan kelompok kristes minoritas yang diklaim sebagai pusat penyebaran virus.
Hampir 100 negara membatasai kedatangan dari negara tersebut, termasuk Australia yang melarang warganya datang ke Korsel.
Hampir 75 persen kasus di Korea Selatan berada di dan sekitar kota Daegu, di mana sekitar 2.120 pasien masih menunggu tempat tidur rumah sakit.
Warga Korea Selatan telah diperintahkan untuk tinggal di rumah dan menghindari pertemuan publik. Perusahaan didesak untuk mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah.
Coronavirus telah menginfeksi lebih dari 95.300 orang dan membunuh hampir 3.300 di seluruh dunia, sebagian besar di Cina, pada Kamis pagi.