Advertorial
Intisari-Online.com - Penjualan masker bekas saat yang beredar meresahkan masyarakat.
Masker bekas dijual dimanfaatkan oleh oknum penjual disaat wabah virus corona saat ini.
Karena itu diimbau agar masyarakat untuk berhati-hati agar jangan sampai tertipu membeli masker bekas.
Korbannya adalah seorang wanita pemilik akun Twitter @Anelies_Syarief, yang mengunggah tertipu membeli masker ternyata masker bekas.
Cuitan itu diunggah pada Selasa (3/3/2020) pukul 08.41. Sampai Rabu (4/3/2020) pukul 14.40 telah mendapatkan 14.700 retweets dan 13.900 likes.
Dilansir dari Warta Kota, begini cuitan korban pembelian masker bekas :
@Anelies_SyariefAstaghfirullah niat beli masker harga 330rb, gataunya kena tipu dapet distribusi masker bekas.Hati hati guys, ini bahkan gak jelas diproduksinya dimana, cm tulisan jakarta :(
@Anelies_SyariefPokoknya ini jadi pelajaran buat aku dan kita semuanya ya, jangan sampai kita ketipu beli masker yg sperti ada di gambar ini. Ga jelas distributornya dari mana, ga jelas merknya. Untung uang kembali.
@Anelies_SyariefBtw ini aku belinya di Jogja ya guys, bukan online. Berarti sama aja kita tetep kudu waspada. Dicek merk dan produksinya, kalo diperbolehkan dibuka ya buka liat kondisi dalemnya.
@Anelies_SyariefJadi aku udah complain ke sana, ini salah satu apotek di Jogja, daerah patangpuluhan. Nah, mereka juga kaget waktu aku kasih tau. Stok masker itu emg masih baru masuk td malem, dan yg beli masker itu baru aku aja kata mereka. Langsung ditarik semua stok.
@Anelies_SyariefTemen temen kenapa aku gak nulis nama apoteknya,krn untuk aku yg penting org2 sekitar hati2 aware sudah ada produk itu dipasar. aku gak mau urusan sama nama instansi karena belum tentu instansi itu salah, bisa jadi dia mrupakan korban. Karena dia hanya menjual,bukan mjd produsen
@Anelies_SyariefKarena postingan ini viral, sudah ada pihak dari Polda DIY yg menghubungi secara personal. Temen temen ga perlu panik dan khawatir ya, cukup saling mengingatkan org org sekitar saja.
@Anelies_SyariefYang paling salah disini adalah si produsen masker itu. Dan yg harus diusut adalah dia. Walaupun mungkin ada kelalaian controlling dr pihak apoteknya. Biarkan pihak berwajib yg mengusut alur masker palsu ini bisa sampai ke tangan konsumen.
Fenomena masker bekas
Sejak diumumkannya dua orang pasien positif terinfeksi virus corona, masker seolah menjadi barang yang paling dicari.
Harganya pun melonjak tajam, dari Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per boks menjadi Rp 300 ribu per boks.
Tingginya harga masker di pasaran rupanya dimanfaatkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan.
Tak hanya menimbun stok masker, oknum-oknum tak bertanggung jawab juga kerap menjual masker bekas kepada masyarakat.
Menangapi fenomena ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya telah mengetahui praktek kecurangan ini sejak awal bulan lalu.
"Kami menerima aduan tentang masker itu bukan hanya sekaeang, awal Februari 2020 itu sudah mulai bergerak," ucapnya, Kamisb(5/3/2020).
Guna menanggulangi hal tersebut, Widyastuti mengatakan, pihaknya langsung bergerak cepat turun ke lapangan.
Dinkes DKI juga menggandeng pihak kepolisian dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengatasi praktek kecurangan ini.
"Langsung kami rapatkan, siapa saja yang ikut? Ada Polda Metro Jaya, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha dan Kemenkes," ujarnya saat dikonfirmasi.
"Langkah-langkah selanjutnya kita tahu Polda sudah bentuk tim Satgas Masker," tambahnya menjelaskan.
Untuk diketahui, tim Satgas Masker bentukan Polda Metro Jaya ini sendiri bertugas untuk mencari oknum tak bertanggung jawab yang menjual masker bekas.
Selain itu, tim ini juga dibentuk untuk membongkar praktek penimbunan yang menyebabkan kelangkaan masker.
Polisi buru penimbun masker dan hand sanitizer
Polri sudah banyak menindak para pelaku penimbun masker dan hand sanitizer di sejumlah daerah.
Tidak sampai disitu, Polri akan semakin menggiatkan penindakan pada oknum yang sengaja menimbun masker dan hand sanitizer.
"Secara serentak Polri melakukan upaya penegakan hukum terhadap para pelaku yang diduga melakukan penimbunan masker dan hand sanitizer," ucap Kabag Penum Mabes Polri Kombes Asep Adi Saputra, Kamis (5/3/2020).
Tidak hanya para penimbun, pihak-pihak yang dengan sengaja mencari keuntungan lebih besar dengan menaikkan harga masker dan hand sanitizer dengan harga tinggi juga bakal berhadapan dengan Polri.
"Ini semua sebagai tindak lanjut perintah pak presiden kepada jajaran kepolisian. Di sisi lain, kami juga meningkatkan siber patroli khususnya mengawasi terkait dengan penyebaran berita bohong atau hoaks sehubungan dengan perkembangan penanganan virus corona," tambahnya.
Diketahui sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada dua warga Depok, Jawa Barat yang positif terjangkit virus corona, warga langsung berburu masker.
Pasar Pramuka Jakarta Timur menjadi lokasi yang banyak didatangi warga untuk berburu masker hingga hand sanitizer.
Tidak tanggung-tanggung, harga satu boks masker sebanyak 50 pcs dibanderol Rp 350 ribu, sementara hand sanitizer dijual Rp 30 ribu.
Harga ini melonjak tajam dari hari-hari biasanya. Selain harga yang mahal, warga juga mengeluhkan masker dan hand sanitizer langka di sejumlah minimarket hingga apotek. (WartaKota/TribunJakarta)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Pengakuan Seorang Wanita Beli Masker Rp330 Ribu Ternyata Bekas, Anak Buah Anies Sudah Terima Aduan