Advertorial
Intisari-Online.com – Berita dua orang warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus corona menjadi bahan pembicaraan pada hari ini, Senin (2/3/2020).
Bahkan tagar Depok, Corona, COVID19, dan CoronaVirusUpdate menjadi trending topic di media sosial Twitter.
Bicara soal virus corona, hingga Senin (2/3/2020), jumlah korban yang meninggal dunia di seluruh dunia karena virus corona sudah mencapai 3.006 orang.
Total sudah ada 88.227 kasus virus corona yang dikonfirmasi, termasuk di Indonesia dan 65 negara lainnya.
Mengerikan?
Tentu saja.
Namun jangan lupa fakta bahwa ada sebanyak 41.997 orang yang dinyatakan sembuh.
Pertanyaannya, mereka yang sembuh dari virus corona, apakah bisa terinfeksi lagi?
Walau dianggap tidak mungkin, namun kasus seperti ini ada juga terjadi.
Contohnya kisah seorang wanita di Osaka.
Baca Juga: Ibu dan Anak asal Depok Positif Virus Corona, Ini Kelompok yang Rentan Tertular Virus Corona
Di mana dilansir dari nytimes.com pada Senin (2/3/2020), pemerintah Jepang melaporkan bahwa seorang wanita di Osaka awalnya dinyatakan positif virus corona pada akhir Januari.
Lalu dinyatakan sembuh dan dibebaskan dari rumah sakit pada 1 Februari 2020.
Namun dinyatakan positif lagi pada hari Rabu (5/2/2020) setelah mengalami sakit tenggorokan dan nyeri dada.
Apa yang terjadi di Osaka, membuat cemas warga lainnya.
Sebab, mereka takut terinfeksi dari mereka yang telah sembuh, namun nyatanya belum sepenuhnya sembuh.
Apa kata ahli?
Para ahli mengatakan sangat jarang ada kasus orang yang terinfeksi untuk kedua kalinya.
"Saya tidak mengatakan bahwa infeksi ulang tidak dapat terjadi, tidak akan pernah terjadi.”
“Akan tetapi dalam waktu sesingkat itu tidak mungkin," kata Florian Krammer, seorang ahli virus di Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai di New York.
Kemungkinan besar pasien ‘yang terinfeksi ulang’ masih menyimpan virus dengan kadar rendah ketika mereka keluar dari rumah sakit.
Ini mungkin karena pengujian yang gagal saat dia melakukan tes.
Hanya saja, Krammer meragukannya. Dia yakin jumlahnya tidak akan banyak.
Untuk berjaga-jaga, dia menyatakan jika seseorang dinyatakan sembuh, dia tetap harus berdiam diri di dalam rumah selama beberapa hari hingga mereka tidak menunjukkan gejala serupa.
Selain itu, standar yang digunakan setiap negara guna menyatakan seorang pasien yang sudah positif virus corona ‘sembuh’ dan diizinkan keluar dari rumah sakit sangat ketat.
Ada tes diagnostik PCR yang sangat sensitif.
“Bahkan tes PCR ini dapat mendeteksi sisa-sisa virus campak berbulan-bulan setelah orang yang memiliki penyakit berhenti menumpahkan virus menular,” kata Dr. Krammer.
Kemungkinan lain adalah bahwa tes yang dilakukan pasien sangat buruk atau sampel disimpan pada suhu di mana virus memburuk.
"Tes negatif bukan berarti bahwa tidak ada lagi virus pada orang itu,” tegas Marc Lipsitch, seorang ahli epidemiologi di Harvard.