Advertorial

Kasus Siswa Hanyut Saat Susur Sungai, Walau Jago Berenang Bukan Berarti Terhindar dari Risiko Tenggelam, Ini Alasannya

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Kegiatan pramuka susur sungai siswa SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020) kemarin berujung maut.

Sebab. para siswa dilaporkan hanyut dan hilang karena tenggelam diSungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman.

Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan melaporkan sudah ada sembilan siswa yang dinyatakan tewas.

Selain itu, masih ada satu lagi siswa yang masih hilang.

Baca Juga: Jumlah Pasien Virus Corona di Jepang Tertinggi ke 2 Setelah China, Bagaimana Nasib Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020?

Menurut Tim SAR, jarak pencarian dilakukan dengan menyusur sungai.

"Kira-kira tim pencarian jaraknya sekitar 6-7 km dari titik awal kejadian," ungkapKabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan.

Seperti yang kita tahu, salah satu risiko yang bisa terjadi ketika hanyut adalah tenggelam.

Bahkan pada seseorang yang pandai berenang sekali pun.

Sebab, tenggelam terjadi dengan cepat dan penyebabnya sulit dijelaskan.

Baca Juga: Capai 346 Kasus, Ini Alasan Jumlah Pasien yang Terinfeksi Virus Corona Meningkat Tajam di Korea Selatan

Saat seseorang tenggelam, dirinya akan terbenam ke dalam air sambil tangannya menggapai-gapai dan kakinya bergerak seperti menaiki tangga.

Terkadang tenggelam membuat seseorang sulit untuk berteriak atau mengeluarkan suara sama sekali sehingga menyulitkannya meminta bantuan.

Akibatnya, hampir semua kasus tenggelam berujung fatal seperti kematian. Hal ini terjadi lantaran saat tenggelam, seseorang bisa kehabisan napas.

Dilansir dariBuzzFeedpada tahun 2018 silam, bahwa risiko tenggelam lebih besar pada anak kecil.

Khususnya anak-anak di bawah usia 4 tahun karena mereka belum mahir berenang.

Tak hanya di kolam renang, bayi dan balita juga dapat tenggelam di bak mandi, ember air, atau wadah air lainnya.

Risiko tertinggi untuk tenggelam ada pada anak-anak dengan rentang usia 5-18 tahun. Kemungkinan mereka tenggelam di kolam renang mencapai 5,5 kali lipat.

Untuk kasus Malvin, perlu Anda tahu, jika seseorang jago berenang, mereka mungkin dapat menurunkan risiko tenggelam.

Namun mereka bukan berarti terhindar dari risiko tenggelam.

Karena seseorang dapat dengan mudah mendapat masalah ketika jatuh ke air dan proses terjadinya sangat cepat.

Baca Juga: Suami Istri Cabuli Siswi SMP Selama 9 Kali dan Dipaksa Suntik KB: Ini 5 Dampak Suntik KB Bagi Remaja Perempuan

Tapi apa yang terjadi ketika seseorang mulai tenggelam?

Sebuah video edukasi olehLife Nogginmenjelaskan, dalam kebanyakan kasus orang yang tenggelam, mulut dan hidungnya akan tertutup air.

Oleh karena itu, orang yang tenggelam misalnya saat berenang sulit untuk dikenali karena dari kejauhan dia terlihat diam saja.

Padahal, saat seseorang tenggelam, dia berusaha mencari udara.

Dari situlah air kemungkinan akan mulai masuk dan memicu reaksilaryngospasm.

Laryngospasmadalah reaksi yang membuat pita suara mengencang menutup saluran udara demi melindungi paru-paru.

Inilah yang membuat seseorang semakin sulit untuk berteriak minta tolong.

Ketika suplai oksigen lama-kelamaan berkurang, maka orang yang tenggelam akan terkena hipoksia dan membuat kesadarannya hilang. Sebab tubuh masuk ke fase relaksasi sehingga air bisa mengisi paru-paru.

Sebuah studi pada tahun 2013 menyebutkan kecil kemungkinan orang bisa selamat atau tidak mengalami kerusakan otak ketika sudah tenggelam selama lebih dari 10 menit.

Belum lagi fakta bahwa ketika seseorang tenggelam dalam suhu air yang dingin (di bawah 35 derajat Celcius), ada kemungkinan terjadi hipotermia.

Baca Juga: AS Keluarkan Indonesia dari Daftar Negara Berkembang: Ini Perbedaan Negara Berkembang dan Negara Maju

Artikel Terkait