Advertorial

Dokter Spesialis Pernapasan China Temukan Kasus Virus Corona Langka: 'Waktu Inkubasinya Lama, Hampir Sebulan', Sementara China Kembangkan Pengobatan Ini Untuk Lawan Covid-19

May N

Penulis

Jika WHO sebut virus Corona memiliki waktu inkubasi 14 hari, penemuan dokter pernapasan China ini sebut hal lain: virus corona langka
Jika WHO sebut virus Corona memiliki waktu inkubasi 14 hari, penemuan dokter pernapasan China ini sebut hal lain: virus corona langka

Intisari-online.com -Virus Corona yang sebabkan penyakit Covid-19 memiliki waktu inkubasi yang lama, hal yang tidak biasa di kasus penyakit Covid-19.

Pernyataan ini dikeluarkan oleh spesialis pernapasan unggulan China pada Selasa, 18/2/2020 kemarin.

Lamanya waktu inkubasi ini tingkatkan kekhawatiran mengenai berikan diagnosa yang akurat, tetapi Zhong Nanshan, dokter spesialis tersebut sebut jika kasus-kasus ini adalah pengecualian.

Ia mengatakan saat briefing media berita di Guangzhou kemarin jika riset temukan waktu inkubasi dapat selama 24 hari, meskipun median atau nilai tengah waktu inkubasi adalah 3 sampai 7 hari.

Baca Juga: 9 Obat Penurun Panas Tradisional yang Terlupakan, dari Bawang Merah hingga Kunyit, Yuk Intip dan Segera Buktikan Khasiatnya!

"Ini mengenai mayoritas dan minoritas kasus Covid-19. Waktu inkubasi 3 sampai 7 hari adalah gambaran umum dan berlaku untuk sebagian besar kasus," jelas Zhong.

"Namun aku tidak terkejut jika ada pengecualian."

Zhong meneliti data dari 1099 pasien dari 522 rumah sakit di seluruh China, dari data itu ditemukan hanya ada 1 pasien dengan waktu inkubasi 24 hari dan 13 kasus dengan waktu inkubasi lebih dari 14 hari.

14 hari adalah waktu yang disarankan dari WHO untuk awasi kasus virus Corona.

Baca Juga: Tewaskan 2.010 Orang, Ilmuwan Sebut Perokok Lebih Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasannya!

Masa Tidur Virus Yang Lama

Waktu inkubasi yang lama telah sadarkan para dokter jika virus Corona dapat tetap 'tidur' lebih lama dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Hasil ini buktikan jika masih sulit untuk temukan diagnosa akurat.

Pengobatan Plasma

Baca Juga: Cara Nekat Ruslan Tangkap 2 Buaya Viral, Seekor Ayam Jadi Pancingan, Terguling saat Bajul Berontak, Pemilik Perahu Sampai Takut Saat Buaya Raksasa Menabrak Perahunya

Pengobatan plasma kembali digunakan untuk lawan Covid-19, setelah sebelumnya digunakan untuk pengobatan flu burung dan flu babi.

Zhong Nanshan sebut pengobatan plasma untuk Covid-19 akan dikembangkan di provinsi lain.

Namun untuk saat ini, pengobatan akan diberikan kepada pasien yang sudah parah di Provinsi Guangdong, tetapi bukan yang capai kondisi kritis, karena takutnya ada komplikasi.

Pengobatan tersebut telah diberikan ke beberapa pasien di Hubei dan hasilnya positif.

Baca Juga: Terungkap, TNI Gadungan yang Berhasil Perdaya Dosen Wanita Hingga Mengajaknya Berhubungan Intim dan Menguras Uangnya Profesi Aslinya Mengejutkan, Pantas Mudah Keluar Masuk Pangkalan Militer

Pengobatan tersebut dikembangkan dari antibodi penetral virus yang dideteksi dari cairan darah pasien yang telah sembuh dari Covid-19.

Artikel Terkait