Advertorial
Intisari-Online.com -Untuk beberapa tahun belakangan, machine learning dan artificial intelligence mulai mendapat tempat di banyak perusahaan.
Meskipun sudah mulai digagas pada 1950-an, teknologi ini baru diterapkan secara luas untuk memudahkan manusia sejak satu dasawarsa ini.
Machine learning merupakan metode yang digunakan untuk merancang model dan algoritma yang kompleks yang sesuai dengan prediksi.
Dalam penggunaan komersial, ini dikenal sebagai analisis prediktif.
Bachtiar Rivai, CEO Kofera mengatakan bahwa machine learning tidak bisa lepas dari AI.
Meski begitu, machine learning lebih luas dari AI. Misalnya sistem pengenalan wajah yang menggunakan sistem deep learning.
“Kami memberikan solusi untuk perusahaan, dengan melakukan koneksi ke beberapa place untuk memperoleh data-data. Nantinya, perusahaan bisa mengetahui costumer dan tergeting mereka. Penggunaan machine learning ini tentunya akan berguna mengingat ini akan membuat lebih efisien sebuah perusahaan,” ucapnya dalam acara CIO FORUM di Hotel Mulia, Jakarta, pada Rabu (11/4).
Baca juga:Dapatkah Artificial Intelligence Sadar Akan Eksistensinya? Bagaimana Manusia Mengetahuinya?
CIO Forum digelar rutin oleh majalah InfoKomputer, yang dihadiri para pengambil keputusan teknologi informasi untuk membicarakan pengalaman terkait informasi teknologi terkini pada industri atau perusahaan mereka.
Dalam acara ini hadir para pengambil keputusan dari perusahaan di Indonesia, seperti IBM, Adira Finance, Matahari Mall, Allianz, Garuda Indonesia, Kino Group.
Di moderatori oleh Wisnu Nugroho, selaku Managing Editor Majalah InfoKomputer, tema yang diangkat dari forum ini yaitu peran machine learning dalam membantu berbagai perusahaan Indonesia dalam menjawab tantangan bisnis di era ini.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan dapat menjadi wawasan baru untuk mengetahui potensi penerapan machine learning di berbagai industri, serta apa saja tantangan dalam mengimplementasikan machine learning tersebut.
Kofera menggunakan machine learning untuk builder, optimizer, targeting, profiling risk analysis, dan prediction.
Selain itu, untuk data internal dari klie, Kofera juga akan memadukan dengan data lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, sistem ini banyak dterapkan di berbagai aspek teknologi. Di antaranya dalam gim, e-commerce, keuangan, dan pemasaran digital.
“Bahwa yang paling penting cara kita turn information untuk inside dan meningkatkan nilai bisnis. Kalo kita sudah bisa jadi data driven sebuah perusahaan, ke depannya akan lebih mudah,” tambahnya.
Baca juga:Intelejen Zaman Kuno: Di Mesir Memanfaatkan Pedagang, Di China Ditulis di Kepala Orang Botak
Dalam kesempatan itu, hadir pula Ibrahim Arif selaku VP Engineering Bukalapak.
Ia bilang, ketika berencana membangun sebuah AI, kita harus mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi perusahaan.
“Untuk BukaLapak, product recommendation menjadi fokus yang kami pilih untuk dilakukan analisis,” ujarnya.
Awalnya, tim pengelola machine learning BukaLapak berjumlah tiga orang.
Sebenarnya, inisiatif terkait machine learning sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu, namun kurang scalable.
“Tantangan dari sebuah e-commerce adalah product yang masif,” tambahnya.
Namun tim kecil di Bukalapak ini kemudian berhasil membangun sistem di Bukalapak.
Pendekatan yang mereka gunakan adalah metode pemeringkatan terhadap seorang pengguna dan pengguna lain untuk mengasilkan rekomendasi (collaborative filtering), pemetaan masalah (map reduce to handle massive scale), dan penggunaan data enam bulan terakhir (use six month worth of data first).
“Kita ekspor data enam bulan terakhir dan kita, misalnya produk A dan B dilihat berbarengan dengan 10 ribu orang, kita bisa mengetahui produk ini bagus atau nggak,” lanjutnya.
“Kalau kita buka aplikasi Bukalapak yang sekarang, maka akan ditampilkan produk-produk rekomendasi untuk pengguna. AI ini sudah mengetahui profil pengguna sehingga bisa memberi produk rekomendasi. Selain itu, AI juga akan memberitahu dengan memberi alternatif produk,” jelasnya panjang lebar.
Saat ini, untuk membangun AI sendiri sudah cukup banyak sekali tools yang dapat digunakan.
Kalo misalnya kita sudah mulai dari mengumpulkan data meskipun kita belum tahu untuk apa data itu digunakan.
Selain kedua pembicara tersebut, hadir juga Andi Sama dari PT. Sinergi Wahana Gemilang.
Menurutnya, alasan kenapa AI berkembang cepat sekali, karena sekarang perkembangan algoritnmanya itu sudah maju.
Sejak 2012 hingga sekarang, perkembangan teknologi ini sungguh pesat sekali.
Contohnya, Uber yang merancang mobil yang dapat berjalan tanpa kendali.
“Data itu bisa datang GB/second, tinggal kita bagaimana memrosesnya. Ada berbagai tools yang kami gunakan dan prosesnya itu cukup panjang. Di depannya ada berbagai data, di tengah kita proses, dan akhirnya kita deploy,” ucapnya.
Ia juga memandang ke depan tentang peluang penerapan teknologi ini.
“Saat ini, untuk tantangannya adalah data itu sendiri, pekerjaannya secara umum mengurusi data, kita cleansing datanya dan kita proses dan dapatkan hasilnya,” pungkasnya.
Baca juga:Sepedanya Berhasil Dicuri Seorang Anak, Perusahaan Penyewaan Sepeda Ini Justru Digugat Rp15 Miliar