Advertorial
Intisari-Online.com- Untuk menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap kisah Harry Potter, Botnik Studio dengan kecerdasan buatan (AI) mencoba menyusun naskah sendiri.
Botnik Studio adalah komunitas para penulis, seniman dan pengembang menggunakan mesin untuk mencampur atau menerjemahkan bahasa.
Bab yang dihasilkan ini "ditulis" oleh keyboard teks prediktif yang telah dilatih dengan ketujuh seri novel Harry Potter, untuk menulis versinya sendiri.
Dilansir pada IFL Science akhir tahun 2017, buku karangan AI ini berjudul Harry Potter and the Portrait of What Looked Like a Large Pile of Ash (Harry Potter dan Apa yang Terlihat Seperti Tumpukan Abu Lebar).
Baca Juga:Moh. Roem: Mengapa Saya Tidak Membenci Soekarno Meski Saya Ditahan Tanpa Diadili?
Baca Juga:Surat Seorang Ibu Untuk Anaknya, Membacanya Sungguh Bikin Jiwa Bergetar
Namun, sejauh ini buku tersebut hanya berisi satu bab dan untuk versi lengkapnya akan segera menyusul.
Hasil kecerdasan buatan mengarang fiksi sungguh mengejutkan: mengerikan sekaligus konyol.
Pada bagian awal,terdapat kalimat-kalimat pembuka seperti berikut:
Baca Juga:Bagi Para Pengendara Motor, Jangan Keluar Rumah Pada Malam 2 Januari Ya...
"Bagi Harry, Ron adalah sosok yang bingung, lamban, dan lembek. Harry sangat membenci untuk memikirkan burung."
"Pelahap Maut yang tinggi mengenakan baju bertuliskan 'Hermione Sudah Lupa Cara Menari,' karenanya Hermione mencelupkan wajahnya ke dalam lumpur."
Di bagian lain, cerita berawal dengan mendeskripsikan latar belakang.
"Lapangan kastil menggeram dengan gelombang angin yang bersinar secara ajaib. Langit di luar adalah langit-langit hitam yang besar, yang penuh dengan darah."
Baca Juga:Ingat, Jangan Sering Menahan Buang Air Kecil Jika Tidak Ingin Berefek Pada Penyakit Lain
"Lembar hujan lebat menyambar hantu Harry saat dia berjalan melintasi lapangan menuju kastil. Ron berdiri di sana dan melakukan tarian tap dengan hiruk pikuk. Dia melihat Harry dan langsung mulai makan keluarga Hermione."
"Harry merobek matanya dari kepalanya dan melemparkannya ke hutan."
Meski beberapa kalimat dapat dipahami maksudnya, hanya ada sedikit subtansi dalam keseluruhannya.
Nampaknya kekreatifan manusia tidak akan dapat digantikan oleh mesin dengan omong kosongnya.
Baca Juga:PLO, Para Pejuang yang Gigih Melawan Pasukan Israel Demi Mendapatkan Kemerdekaan di Bumi Palestina