BACA JUGA: 9 Gaya Pendidikan di Jepang Ini Keren Banget! Dijamin Bikin Kita Cemburu dan Iri
“Baru-baru ini salah seorang warga desa kami ada yang terluka di pantatnya karena diseruduk babi putih,” kata Ayinal Apita.
Halangan dalam perjalanan tidak hanya itu, bagi Sri Rahmawati Rasadingi (27), guru Bahasa Indonesia, di bagian-bagian tertentu mereka harus menyusuri jalan tikus yang berada di pinggir jurang.
Jalan ini hanya pas dipijak oleh satu kaki. Jika tidak awas, mereka bisa terperosok dalam jurang. Konsentrasi penuh, jika tidak, mereka akan masuk jurang. Ia mengaku hanya bisa berjalan setengah jarak.
Saat berangkat jam 6 pagi, ia memilih naik ojek hingga di jembatan penyeberangan Puhulongo. Sisa perjalanan ia lanjutkan bersama rombongan lain. Jika rombongan sudah lelah, mereka memilih tempat beristirahat yang enak untuk meletakkan tubuh mereka.
Bekal yang dibawa bisa disantap. Mereka harus memilih lokasi, jangan sampai bertemu ular di tengah rimba. “Jangan buang sampah sembarangan, apalagi pembalut wanita. Kita bisa celaka,” kata Sri Rahmawati Rasadingi mengingatkan yang lain.
Ia mengingatkan, di tengah belantara ini ada berbagai pantangan dan hal lain yang tidak diketahui, m isalnya keberadaan orang Polahi yang masih dianggap mistis. Seusai istirahat sejenak, rombongan melanjutkan perjalanan.
Kali ini mereka harus menepi di dinding tebing. Jalan hanya pas untuk satu orang, mereka berpegang pada akar atau batang semak untuk menjaga keseimbangan dan menghindari jurang di sisinya.
Naas bagi Chrisnal Bunoko, kakinya tersandung kayu yang mencuat di sisi tebing. Ia kaget, tubuhnya tak bisa diseimbangkan. Ia terguling jatuh ke jurang.
Anggota rombongan lain kaget, yang laki-laki segera menolong sambil menuruni jurang. Saat kembali di atas jalan setapak, Chrisnal Bunoko meringis sambil memegangi lututnya, ada darah segar yang merembes di kulit bagian bawah tempurung lututnya.
“Saya lihat ia tersandung akar yang mencuat dan tiba-tiba ia terjatuh ke jurang,’ kata Zulkifli Datu, teman mereka. Baca juga: Komputer Terbatas, Sekolah di Kupang Pinjam Laptop Siswa Saat UNBK Sejenak mereka beristirahat sambil memberi waktu bagi Chisnal Bunoko untuk menenangkan diri.
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR