Advertorial

Bagaikan Tak Ada Tempat yang Aman di Bumi, Peta Baru Mengungkapkan Virus Corona Telah Menyebar ke Seluruh Dunia, Tapi Bagaimana dengan Indonesia?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Data yang digunakan oleh Universitas Southampon melacak potensi penyebaran dan penularan selama tiga bulan kedepan.
Data yang digunakan oleh Universitas Southampon melacak potensi penyebaran dan penularan selama tiga bulan kedepan.

Intisari-online.com - Saat ini virus corona disebut telah menjadi ancaman nyata ke seluruh dunia.

Virus yang berasal dari Wuhan tersebut telah membunuh setidaknya 1.107 orang lebih menurut data terakhir pada Rabu (12/2/2020).

Sejauh ini Hubei, China merupakan provinsi dengan jumlah terbanyak orang terkena virus ini mencapai 33.366.

Sedangkan seluruh dunia tercatat ada 44.138 orang terkena virus asal Wuhan tersebut.

Baca Juga: Cium Bau Gosong Saat Hampiri Mobilnya, Ibu Ini Temukan Bayinya dalam Kondisi Mengenaskan, Terpanggang dalam Mobilnya Sendiri!

Kini dunia kembali memperingatkan dan merilis sebuah peta baru yang menunjukkan bahwa tak ada tempat yang aman di bumi ini.

Melansir Express.co.uk pada Rabu (12/2/2020), data tersebut berdasarkan informasi ponsel dan penerbangan lebih dari 60.000 dari lima juta penduduk Wuhan yang melarikan diri.

Data yang digunakan oleh Universitas Southampon melacak potensi penyebaran dan penularan selama tiga bulan kedepan.

Mereka memperintakan, "Sebagian besar kota-kota besar di Asia, tetapi di Eropa, AS dan Autralia juga menonjol dengan korelasi yang kuat."

Baca Juga: Beredar Rekaman Mengerikan, Ribuan Burung Gagak Terbang di Atas Kota Wuhan Diduga Berpesta dengan Mayat Korban Virus Corona

"Terlihat antara prediksi risiko impor, dari kasus yang dilaporkan akan terlihat," jelasnya.

Kelompok ilmuwan ini juga menyatakan penyebaran 2019-nCoV lebih lanjut di China dan ekspor internasional kemungkinan akan terjadi.

Hari ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan setiap potensi vaksin dapat memakan waktu hingga 18 bulan untuk datang.

Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom menyarankan dengan penyebaran virus yang begitu cepat dari vaksin yang diproduksi.

Langkah kehati-hatian harus digunakan dalam melawan penularan virus mematikan ini, supaya tidak tertular.

Jin Dong-Yan, seorang ahli virologi molekuler di Sekolah Ilmu Biomedis Universitas Hong Kong mengatakan, "Sudah pasti sudah terlambat.

Baca Juga: Kisah Tragis Perawat Virus Corona, Terlalu Sibuk Merawat Pasien di Ruang Isolasi Hingga Tak Sadar Keluarganya Telah Meninggal di Rumah

"Lima juta orang keluar dari Wuhan. Itu tantangan besar," katanya.

"Banyak dari mereka mungkin tidak kembali ke Wuhan tetapi berkeliaran di tempat lain," jelasnya

Di Inggris, kasus virus meningkat dua kali lipat setelah pengumuman empat orang lagi yang telah didiagnosis.

Lantas bagaimanna di Indonesia?

Saat ini beberapa warga Tiongkok ada yang tinggal di Bali lebih lama karena virus corona, kemudian beberapa WNI ada yang dipulangkan dari Wuhan dan dikarantina di pulau Natuna.

Namun, hingga detik ini belum ada satupun warga Indonesia yang terdeteksi menderita virus corona.

Baca Juga: Belum Selesai Masalah Virus Corona, Dunia Kembali Digegerkan Virus Baru yang Lebih Mematikan, Bisa Membunuh dalam Waktu 48 Jam, 100 Orang Sudah Terinfeksi dan 15 Meninggal

Kemenkes juga sudah menunjukkan 59 sampel yang semuanya hasilnya negatif virus corona.

Kemudian, menambah tiga sampel lagi dengan total 62 sampel dan semuanya hasilnya negatif.

Meski demikian, WHO memperingatkan Indonesia, karena sebagai negara berpenduduk terpadat keempat dunia, belum satupun ada kasus virus corona dilaporkan.

WHO khawatir bahwa Indonesia tidak bisa mendeteksi kehadiran virus corona.

Sedangkan penelitian dari Harvard menyebutkan kemungkinan virus ini sudah hadir di Indonesia, namun belum terdeteksi.

Artikel Terkait