Advertorial
Intisari-Online.com - Penculikan yang menyasar anak-anak masih saja terusterjadi.
Motif penculikan pun beragam, dari demi bisa mendapatkan uang tebusan hingga balas dendam.
Anak dijadikan sasaran penculikan karena mereka masih mudahdiperdaya dan tidak bisa melawan.
Namun, berbeda dengan 3 bocah berikut.
Tiga bocah di Grobogan, Jawa tengah ini berhasil melawan komplotan penculik.
Keberanian mereka dalam melawan penculik pun viral di media sosial.
Ketiga bocah berinisial DE (10), AD (10) dan RS (10) mengaku melawan penculik sekuat tenaga hingga menggigit tangan pelaku.
AD dan RS mengatakan, "Kami gigit tangannya, kami pukul batu ke tubuhnya serta pintu mobil. Kami tendang-tendang dan berontak sebisanya. Kami juga berteriak, ada maling!!!"
Awal cerita, pada Rabu (5/2/2020) pagi sekitar pukul 06.30 WIB, ketiga bocah tersebut berangkat bersam-sama dengan sepeda onthel.
DE berboncengan dengan AD, sementara RS sendirian.
Tak lama kemudian, sebuah minibus berwarna hitam dan berplat B tiba-tiba berhenti di depan ketiga bocah tersebut.
Tempat kejadiannya kurang lebih 20 meter dari sekolahan mereka.
AD mengatakan, "Kami kaget dan sepeda kami menabrak mobil hitam itu."
Setelah itu, seorang pria keluar dari mobil dan menghampiri AD.
Dengan iming-iming uang satu juta dan jajanan, pria tersebut membujuk DE untuk ikut ke dalam mobil.
Pelaku juga menyebut kedua orangtua DE ada di dalam mobil.
Dikutip dari Kompas.com, DE menirukan perkataan pria itu, "Ayo le melu aku, tak jak jalan-jalan, tak kei duit sak juta karo jajan lan permen. Ojo kesuwen kae lho bapak ibumu ning njero. (Ayo nak ikut saya jalan-jalan. Aku kasih uang sejuta, jajan dan permen. Ayo jangan lama-lama, bapak ibumu itu loh ada di dalam mobil)."
Mendnegar kedua orangtuanya ada di dalam mobil, DE dan kedua temannya mulai sadar pria tersebut memiliki niat jahat.
AD dan RS berteriak dengan lantang bersamaan, "Ojogelem. Diapusi kowe, kan bapak ibumu ning Jakarta (jangan mau. Kamu ditipu, bapak ibumu di Jakarta)."
Melihat hal itu, pria tersebut pun mencoba menarik tangan DE untuk masuk ke mobil.
Saat itulah, ketiga bocah melawan sekuat tenaga.
Mereka menggigit tangan pria tersebut agar melepaskan DE.
Tubuh DE pun akhirnya terlepas dari penjahat itu.
DE kemudian berhasil keluar dair pintu mobil.
Ketiganya lantas terjatuh ke jalan bersamaan dengan kaburnya para penjahat itu.
"Saya langsung sadar kalau itu penculik seperti yang saya lihat di televisi dan di YouTube. Makanya saya berkeras ingin menyelamatkan teman saya. Saat itu kami langsung lapor ke warga dan pak guru."
Salah satu hal yang membuat ketiganya sadar bahwa mereka sedang berhadapan dengan penculik adalah karena penjahat itu mengatakan orangtua DE ada di dalam mobil.
Faktanya, kedua orangtua DE bekerja di Jakarta.
Sang ayah bekerja sebagai buruh bangunan dan ibunya, Putri Purnamasari merupakan guru lepas.
DE tinggal bersama kakek neneknya di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung.
Setelah kejadian yang menimpa putra pertamanya itu, Putri berencana akan mengajak DE ke Jakarta.
Usai mendengar peristiwa yang menimpa DE, putri dan suaminya mengaku segera pulang ke Grobogan.
Sementara itu, pihak kepolisian mengaku masih mendalami penyelidikan kasus tersebut.
Kesaksian ketiga bocah pemberani itu diharapkan membantu polisi.