Semula pedal itu digerakkan dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang diperkenalkan di Inggris menjadi populer hingga sekarang.
Sejumlah pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan senar, yang semula ditetapkan 16 ton pada tahun 1862, bertambah menjadi 30 ton pada piano modern.
Hasilhya adalah sebuah piano dengan kemampuan menghasilkan nada yang tidak pernah dibayangkan Frederic Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz Liszt.
Sebuah perkembangan nyata di abad XX (berawal di tahun 1930-an) adalah kehadiran piano elektronik (atau piano listrik), yang didasarkan pada teknologi elektroakustik atau metode digital.
Nada sudrariya terdengar melalui sebuah amplifier dan loudspeaker.
Dari sisi mutu suara, piano elektronik nyaris tak ada beddnya dengan piano biasa. Perbedaan terletak pada berbagai fitur yang tentu tidak ada sama sekali dalam piano biasa.
Misalnya, bisa dihubungkan dengan perangkat Musical Instrument Digital Interface (MIDI), komputer, alat rekam; memiliki pengatur volume, tusuk kontak untuk pendengar kepala; dan sebagainya. (*/Gde).
(Baca juga: Tiga Salah Ketik Paling Fatal Dalam Sejarah, Salah Satunya Bikin Parlemen Kuwait Dibubarkan)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Maret 2001)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR