Advertorial
Intisari-Online.com - Suatu hari saya diskusi soal seks dengan siswa-siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) teknik.
Salah seorang darimereka menanyakan tentang struktur dan proses terjadinya ereksi.
Dari banyak referensi yang pernah saya baca, disebutkan penis terdiri atas jaringan seperti spons.
Penis bisa ereksi karena rongga spons tersebut terisi darah. Kedua hal itulah yang saya ungkapkan kepada mereka.
(Baca juga:Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Ini 10 Fakta Mengejutkan Tentang Kolesterol)
Namun, mereka belum puas terhadap jawaban saya. Mereka masih belum paham mengapa ketika ereksi penis menjadi keras, sebab spons yang basah justru tidak keras.
Video: 7 Desa yang benar-benar tersembunyi di tempat yang tak terduga
Sejenak saya kebingungan, tak tahu bagaimana menjelaskannya. Matilah aku, pikir saya waktu itu. Kebetulan pada saat itu saya melihat slang terjulur dari sebuah keran di pinggir halaman.
Salah satu ujungnya terpasang pada keran dan ujung lainnya tergeletak. Seorang guru membuka keran.
Seketika itu pula ujung slang yang lain bergerak sedikit naik lalu turun lagi. Pemandangan ini memberi saya inspirasi untuk menjelaskan tentang seks.
Saya jelaskan, jaringan seperti spons dalam penis tadi terbentuk dari banyak pembuluh darah.
"Nanti di rumah bisa dibuktikan. Ambil seutas slang. Tutup rapat salah satu ujungnya dan ujung lainnya tancapkan pada keran. Lihat kondisi slang sebelum air dialirkan. Lalu bandingkan dengan ketika slang terisi air penuh. Coba apa bedanya?" tanya saya.
"Lebih keras," jawab beberapa siswa.
(Baca juga:Ternyata Inilah Tujuan Utama Urusan Senggama yang Dibahas Panjang Lebar dalam Kama Sutra)
"Nan, itu baru satu slang. Coba bayangkan kalau beberapa slang digabungkan .,.."
"Lebih keras .,.!" sambung mereka bersemangat.
"Ya kira-kira seperti itulah yang terjadi pada penis kita ketika ereksi."
Setelah penggambaran itu, mereka tampak puas.
Sementara, untuk menjelaskan organ seks wanita saya menggunakan jendela rumah (zaman dulu) sebagai ilustrasinya.
Labia mayor saya gambarkan sebagai daun jendela luar yang terbuat dari kayu. Labia minornya daun jendela dalam yang memiliki kaca. Selaput dara diibaratkan sebagai gorden.
Vagina atau liang sanggama diilustrasikan sebagai ruangan yang memiliki jendela tadi. (Sidharta Susilia FIC – Intisari edisi April 2002)