Advertorial
Intisari-Online.com– Anda memelihara seekor kucing?
Bila ya, pasti Anda tahu bahwa kucing senang sekali bila kita elus pada bagian kepala dan lehernya.
Mengapa demikian? Ternyata, sentuhan itu membuat kucing teringat akan induknya yang suka menjilati wajahnya saat mereka masih kecil.
Ketika tuannya mengambil alih peran itu, membuat kucing berpikir itu adalah induknya.
Ketika kucing tidak memiliki induk untuk ‘mengganggu’ mereka, ilmuwan menemukan pemiliknya mengelus kepala sebagai suatu pengingat ringan bagi kucing bahwa mereka harus mengurus dirinya sendiri.
(Baca juga:Inilah Alasan Kenapa Kira Harus Lebih Sering Mengelus Kucing)
Bagaimanapun, tuannya mengosok-gosok wajah dan bagian atas kepalanya adalah keistimewaan yang penting sekali, karena kucing tidak mungkin menjilati bagian tersebut.
Terpusatnya kelenjar penciuman pada kepala kucing juga terangsang ketika mereka mendapatkan sebuah elusan bahagia yang membuat mereka sangat rileks.
Nicholas Dodman, seorang pensiunan profesor di Cumming School of Veterinary Medicine di Tufts University, juga menemukan bahwa kucing juga mengusap kepala mereka untuk memperlihatkan rasa bersahabat kepada teman manusia mereka.
“Rasa yang enak dan mungkin memancarkan kesenangan,” kata Dr. Dodman kepada Mail Online.
Mungkin ini sebabnya pula mengapa kucing mendengkur ketika mereka merasa sangat malas.
Saat kucing masih kecil, induknya akan merawat mereka, khususnya pada bagian wajahnya, yang merupakan satu area bagi kucing yang sulit untuk dirawatnya sendiri.
(Baca juga:Mulai dari Ginjal Hingga Asam Urat, Ini Dia Beragam Khasiat Kumis Kucing Berikut Cara Mengolahnya)
Ketika majikan manusianya mengambil alih peran itu, membuat kucing membayangkan itu adalah induk mereka.
Kepala dan leher adalah area-area penting atas peranan yang memunculkan ide bahwa mereka sekarang adalah induknya.
“Sentuhan manusia dan rawatan induk kucing umumnya secara fisik dan saya yakin bahwa sentuhan kita pada kucing harus membangkitkan kenangannya kembali kepada induknya,” kata Dr. Dodman.
Ia mengatakan, itulah cara kucing untuk berkomunikasi tanpa bahasa menjelimet dan itu alasan mengapa kelenjar penciuman terpusat di bagian itu.
Sementara Live Science menuliskan, ketika bagian tersebut dielus, bagian itu tidak hanya memancarkan penciuman mereka, tetapi juga membuat wilayah kekuasaan mereka yang berefek menenangkan untuk kucing.
Dr. Dodaman menggambarkan sebuah elusan pada kepala kucing sebagai sebuah isyarat yang sangat disukai. Meninggalkan suatu tanda pada alat penciuman akan sensasi rasa senang lebih dihargai oleh penerima dibandingkan pemberi.
“Saya yakin ada suatu kepuasan yang tertanam pada alat penciuman itu. Ketika kucing mencium penanda obyek dengan pipi dan dagu mereka, mereka secara sederhana meninggalkan suatu penciuman pengingat akan suatu masa mereka di saat ini,” kata Dr. Dodman.
(Baca juga:Sangat Setia! Sudah 6 Tahun Lamanya Anjing Ini Terus Berada di Makam Pemiliknya yang Sudah Meninggal)
Seperti halnya kucing, banyak anjing menyundul-nyundul tuannya.
“Aku menemukan bahwa kebanyakan anjing suka bila kepala dan telinga mereka dielus. Itu adalah sebuah kasih sayang, hubungan, dan perhatian,” kata Leni Kaplan.
Leni Kaplan adalah seorang pengajar di Departement of Clinical Sciences di Cornell University College of Veterinaru Medicine di Ithaca, New York, Amerika Serikat.
Meskipun demikian, tidak semua anjing menghargai bila kepala mereka dielus dan menganggapnya sebagai sebuah tanda penguasaan.
Peneliti menekatnkan bahwa adalah baik untuk membaca bahasa tubuh binatang sendiri untuk menemukan apa yang mereka inginkan.