Dua tahun berikutnya jumlah itu naik lagi dua kali lipat. Eskalasi ini memang untuk sementara mampu memperlamban kekalahan Vietnam Selatan, namun infiltrasi dari utara tetap saja mengalir.
Dalam perang Vietnam ini, Johnson menghadapi dua kelompok pengecam politiknya.
(Baca juga: Kekurangan Bom saat Perang Vietnam, Pesawat-Pesawat Tempur AS Jatuhkan Toilet-Toilet Bekas)
Satu pihak menganggapnya terlalu gampang memakai kekuatan militer, sementara pihak lain malah menilainya kurang berani mengerahkan kekuatan militernya.
LBJ menolak tuntutan agar pengeboman terhadap Vietnam Utara dihentikan, sementara penambahan pasukan berjalan terus.
Sehingga, tahun 1968 jumlah tentara Amerika di Vietnam hampir mencapai 500 ribu personel.
LBJ percaya akan optimisme panglimanya di Vietnam, JenderalWestmoreland.
Namun, di lapanganyang terjadi malah sebaliknya, karena tahun 1968 ternyata Vietnam Utara mampu melancarkan ofensif mendadak pada saat tahun baru Tet.
Hal ini membuat frustasi LBJ yang akhir tahun itu akan menghadapi pemilihan presiden.
LBJ menyatakan tidak akan ikut pilpres lagi, dan mengharapkan akhir masa pemerintahannya dapat menyelesaikan Perang Vietnam.
Karena itu, ia memerintahkan penghentian pengeboman atas Utara mulai 1 November 1968, dengan harapan perundingan perdamaian di Paris lebih cepat membuahkan hasil positif.
Namun sampai dia meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 1969, LBJ belum melihat tanda akan berakhirnya perang di Vietnam.
(Baca juga: Pesawat Hercules C-130 yang Dirancang Kelly Johnson Sempat Dianggap Bisa Datangkan Bencana)
Bahkan pasukan AS yang gugur terus bertambah sehingga Johnson merasa dirinya telah menjerumuskan tentara-tentara muda AS ke liang kubur yang digalinya sendiri.
Dia mewariskan persoalan itu kepada penggantinya, Richard M.Nixon. Setelah pensiun, Johnson menulis memoarnya.
Dia meninggal dunia pada 22 Januari 1973 di kediamannya di Johnson City, Texas.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR