Advertorial

Tidak Hanya Bantu Sekolah Dalam Hal Pendidikan, Orangtua Murid di Amerika Serikat Juga Bantu Kemajuan Pendidikan

Mentari DP

Editor

Di antara bentuk kerja sama itu adalah home study program (program belajar di rumah).
Di antara bentuk kerja sama itu adalah home study program (program belajar di rumah).

Intisari-Online.com – Sekolah dan para guru di Amerika Serikat (AS) sangat beruntung karena orangtua muridnya sangat kooperatif.

Mereka dengan senang hati mau membantu sekolah, tidak cuma untuk kepentingan pendidikan anak mereka tapi juga untuk kemajuan pendidikan secara menyeluruh.

Di antara bentuk kerja sama itu adalah home study program (program belajar di rumah).

Dalam program ini orangtua murid membantu sekolah membimbing anak-anak mereka belajar di rumah.

(Baca juga:Sungguh Mulia! Menangkan Lotre Rp6 Triliun, Wanita Ini Pilih Menyumbang untuk Pendidikan Anak Terlantar)

(Baca juga:Gigih Berjuang Wujudkan Mimpi, 3 Orang Ini Sukses Raih Pendidikan Tinggi Meski Orangtua Mereka ‘Tak Berada’)

Karena banyak orangtua yang kurang tahu cara mengajar, mereka minta dilatih oleh guru.

Dengan demikian mereka pun dapat membimbing anak-anak belajar di rumah dengan cara lebih baik.

Kegiatan ini dimulai dengan pelatihan mengajar mata pelajaran tertentu dengan peserta satu kelompok orangtua murid.

Untuk mata pelajaran matematika misalnya, guru matematika melatih satu kelompok orangtua murid.

Lalu, setiap anggota kelompok melatih kelompok lainnya. Demikian seterusnya sampai semua atau sebagian besar orangtua murid mampu memberikan bimbingan dalam belajar matematika dengan lebih baik.

Si anak pun tidak bingung karena yang diajarkan di rumah sama dengan yang diajarkan di sekolah.

Selain itu, orangtua murid di sana juga tak segan-segan membantu sekolah dengan suka rela menjadi tenaga administrasi,pustakawan, atau keperluan lainnya.

Ini biasanya terjadi bila belum ada anggaran untuk merekrut tenaga baru sementara pekerjaan tidak mungkin ditinggalkan karena proses pendidikan tetap berlangsung.

Saya sendiri melihat di sebuah SD, kekurangan tenaga itu dipublikasikan di papan pengumuman.

Ternyata pengumuman itu direspons oleh banyak orangtua murid, yang memang atau sedang tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Meskipun cuma dua atau tiga hari seminggu, itu pun tidak sehari penuh, kerja suka rela itu tampaknya membawa kepuasan tersendiri pada banyak orangtua murid. (Rudi Afriazi – Intisari Maret 2002)

(Baca juga:Biaya Pendidikan SD Cucu Aburizal Bakrie Ini Capai Ratusan Juta Rupiah 'Hanya' untuk Satu Semester!)

Artikel Terkait