Advertorial
Intisari-online.com - Secara global ada tiga faktor penyebab terjadinya alergi, yakni faktor genetik, imunitas sistem daya tahan tubuh, serta pajanan alergi yang biasanya dibarengi dengan faktor pencetus.
Kalau salah satu orangtuanya menderita alergi, anak pun berisiko mewarisi alergi sekitar 20%.
Sedangkan kalau kedua orangtuanya sama-sama alergi, risiko terkena alergi meningkat jadi 40 – 72%.
Sementara kalau tidak ada riwayat langsung dari kedua orangtuanya, si kecil tetap memiliki risiko alergi 5%.
BACA JUGA:Apakah Anda Alergi Obat? Ketahui Lewat Ciri-cirinya Berikut Ini!
Sampai batas tertentu vitamin dapat membantu memperlambat atau mengurangi gejala alergi. Vitamin kemungkinan bisa memberikan sedikit manfaat, tapi sulit menemukan literatur medis tentang itu.
Vitamin A, C, dan E terbukti membantu mencegah zat penyebab peradangan gara-gara alergi dan asma. Sedang vitamin B kompleks dapat membantu merangsang sistem imunitas dan mengurangi radang paru-paru.
Sayangnya, vitamin baru efektif dalam jumlah besar. Padahal, pemakaian secara berlebihan besar kemungkinan timbul efek sampingan yang merugikan.
Misalnya, dosis vitamin C yang berlebihan (3.000 mg ke atas), terutama asam askorbat murni, dapat menyebabkan diare, gas dalam saluran pencernaan, dan kram.
BACA JUGA:Konsumsi Beberapa Makanan Alami Ini dan Rasakan Manfaatnya untuk Paru-paru Para Perokok
Sebenarnya vitamin C bisa diperoleh dari buah maupun sayuran. Makan cabe merah dan hijau, brokoli, serta jeruk merupakan cara paling efektif mendapatkan vitamin C.
Stroberi, blueberry, raspberry, dan canberry, juga bisa sebagai “obat” alergi dan asma. Buah-buahan tersebut mengandung quersetin (mirip vitamin C) yang bertindak sebagai antihistamin dan antiradang.
Serbuk lebah madu (bee pollen), juga diyakini merangsang sistem imunitas untuk menghasilkan antibodi yang dapat menurunkan reaksi alergi.
Meski menurut Warren V. Filley, MD, pakar alergi dan dosen klinis obat-obatan di University of Oklahoma, mengatakan bahwa bee pollen dan royal jelly sama sekali tidak membantu menyembuhkan alergi. Malahan, ada kasus orang mengalami alergi parah dan shock anafilaksis (reaksi alergi yang paling hebat) karena serbuk lebah.
Asam lemak omega-3 (dalam minyak ikan) diyakini sebagai antiradang alami, bermanfaat menyembuhkan asma. Minyak ikan dapat menurunkan serangan asma.
Omega-3 ditemukan dalam ikan berdaging gelap (salmon dan tuna). Sebaiknya makan 6 g minyak ikan (± 10 sendok makan) per hari. Bagi yang tidak doyan ikan bisa makan minyak ikan sampai 12 g per hari.
Penderita asma yang sensitif terhadap aspirin, sebaiknya tidak makan omega-3 karena kepekaannya bisa semakin menjadi-jadi.
BACA JUGA:(Foto) Usai Menyantap Induknya, Singa Ini Lakukan Hal Tak Terduga pada Seekor Bayi Kera
Meski bersifat alami, bukan berarti tidak merugikan. Perlu waspada memakai “obat alami”, terutama terhadap kemungkinan mengalami interaksi negatif dengan obat tertentu.
Yang paling penting adalah ajaklah anak untuk berolahraga secara rutin dan tetap bergerak untuk menjaga kebugaran dan ketahanan tubuh.
BACA JUGA:Cara Mengusir Sakit Kepala Dalam 5 Menit Tanpa Pil Ataupun Obat Kimia