Advertorial

Beginilah Penampakan Pulau Terpadat di Dunia, Ukurannya Hanya Dua Kali Lapangan Sepak Bola

Mentari DP

Editor

Menurut Charlie Cordero, seorang fotografer, untuk sampai ke pulau ini, kita perlu naik perahu selama dua jam dari Cartagena, lepas pantai Kolombia.
Menurut Charlie Cordero, seorang fotografer, untuk sampai ke pulau ini, kita perlu naik perahu selama dua jam dari Cartagena, lepas pantai Kolombia.

Intisari-Online.com – Dibanding pulau Maldive atau pulau Bali, nama pulau Santa Cruz Del Islote mungkin jarang terdengar.

Menurut Charlie Cordero, seorang fotografer, untuk sampai ke pulau ini, kita perlu naik perahu selama dua jam dari Cartagena, lepas pantai Kolombia.

Namun setelah sampai, dia terpukau.

Santa Cruz Del Islote adalah sebuah pulau kecil yang padat penduduknya. Ukurannya hanya dua kali lapangan sepak bola.

(Baca juga:10 Pulau dengan Bentuk Unik yang Ada di Dunia, Salah Satunya Berbentuk Lumba-lumba)

(Baca juga:Pulau Okinoshima, Pulau di Jepang yang Hanya Boleh Dikunjungi oleh Laki-Laki)

Tidak ada jalan besar dan setiap keluarga punya rumah yang sangat dekat.

Selain itu, pulau ini memiliki akses yang terbatas terhadap air, makanan, dan listrik. Meski begitu 45 keluarga masih bisa mencari nafkah di pulau seluas 12.000 meter persegi itu.

Berdasarkan foto pertama Cordero yang diterbitkan pada Agustus 2017 lalu di New York Times, menunjukkan dekatnya antara satu rumah penduduk dengan rumah lainnya.

Cordero pun memberitahu kisah tentang bagaimana pulau itu menjadi begitu ramai padahal lokasinya sangat kecil.

"150 tahun yang lalu, Santa Cruz del Islote adalah sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni dengan luas kurang dari satu hektar tanah yang melayang di tengah Laut Karibia," katanya dilansir dari nationalgeographic.com.

"Para nelayan yang bekerja di daerah ini dari Cartagena dan Tolu menggunakan tempat ini untuk beristirahat selama memancing dan melindungi diri mereka dari badai."

Pulau ini terletak di daerah dengan banyak karang laut yang sudah matang untuk memancing, sehingga menjadi tempat yang menarik bagi orang untuk datang dan membangun rumah.

Lalu satu per satu keluarga pun membangun rumah. Ketika mereka menikah dan memiliki anak sendiri, maka mereka membangun rumah di samping rumah orangtuanya.

(Baca juga:Unik, Riak Ombak Laut di Dekat Pulau Ini Berbentuk Seperti Papan Catur. Ini Penjelasannya)

"Kerang laut, tempurung kelapa, batang pohon dari kepulauan tetangga, pasir, dan bahkan sampah pun digunakan untuk membangun rumah.”

Alhasil, semakin banyak orang mulai menghuni pulau itu.

Namun terlepas dari pertumbuhan populasi yang stabil, hidup di sana sangat sulit.

Walau makanan laut berlimpah, semua makanan pokok dan barang rumah tangga lainnya harus dikirim dengan kapal. Lalu tidak ada cara untuk menghasilkan air minum di pulau ini.

Biasanya angkatan laut Kolombia membawa air ke pulau itu. Tetapi ketika mereka tidak memasok air selama berbulan-bulan, penduduk pulau terpaksa menggunakan air hujan untuk minum dan mandi.

Di pulau ini juga ada sekolah. Namun hanya sampai kelas sepuluh.

Jadi, jika siswa ingin terus belajar, maka mereka harus pergi ke sekolah di luar pulau atau meninggalkan rumah mereka sepenuhnya.

Tidak heran banyak anak yang memilih tinggal bersama keluarga dan mencari nafkah daripada melanjutkan pendidikan.

Terakhir, Cordero mengatakan bahwa Santa Cruz del Islote tidak memiliki ruang untuk kuburan. Sehingga orang-orang dimakamkan di pulau-pulau tetangga.

(Baca juga:Wow! Selama 350 Tahun Pulau Ini Selalu Berganti Negara Setiap 6 Bulan dalam Setahun, Kok Bisa? )

Artikel Terkait