“Kelahiran itu sangat traumatis.”
“Bagian terburuknya adalah saya mendorongnya begitu keras, dan Aksel setengah jalan keluar tetapi kemudian kembali masuk, dan saya harus mendorong lagi.”
(Baca juga: Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan')
"Saya meneteskan air mata pada saat itu.”
“Seperti tubuh saya ingin mendorong tetapi hati saya ingin membuatnya tetap berada dalam diriku.”
“Ketika dia berhasil keluar, perasaan saya sangat luar biasa.”
“Sedikit. Ada sedikit harapan bahwa ia masih hidup pada saat itu.”
Ketika bayi Aksel lahir, Sarah langsung memeluknya. Bersama suaminya,ketiga berpelukan hangat dan membuat siapapun yang melihat foto tersebut akan menangis terharu.
"Saya tidak akan pernah menyesali foto-foto itu diambil. Itu adalah sesuatu yang harus disimpan selamanya.”
"Dengan foto tersebut, seluruh keluarga kami bisa melihat Aksel. Walau membiarkannya pergi adalah hal tersulit yang harus kami alami.”
Kisah sedih itu bermula ketika dokter melihat perkembangan otak Aksel yang memprihatinkan pada usia kehamilan 20 minggu.
Lalu setelah serangkaian tes pada kehamilan 31 minggu, dokter mengkonfirmasi ketakutan terburuknya.
Bayi Aksel didiagnosis dengan kelainan otak yang disebut Polymicrogyria. Kelainan ini begitu parah, sehingga ia tidak akan mampu bertahan hidup atau memiliki kekuatan untuk hidup di luar rahim.
Tragisnya, pada usia 33 minggu, jantung Aksel berhenti berdetak dan Sarah harus melahirkan pada 10 Februari 2018, sehari setelah Aksel dinyatakan meninggal.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR