Advertorial
Intisari-Online.com - Anda mungkin sudah tahu bahwa kucing kesayangan Anda mungkin nantinya akan memakan jasad Anda ketika sudah meninggal.
Kucing sangat rewel dalam mengonsumsi makanan mewah yang sama dengan yang telah Anda berikan ribuan kali sebelumnya.
Tetapi ia tidak akan ragu untuk memakan jasad Anda saat denyut nadi sudah tak berdetak.
Dilansir dari IFL Science, Kamis (16/1/2020), Carolyn Rando, seorang antropolog forensik berkata:
"Ya, hewan peliharaan Anda akan memakan Anda ketika Anda mati."
"Mereka cenderung mengincar bagian leher, wajah, dan area yang terbuka terlebih dahulu, dan kemudian jika tidak ada baru akan memakan bagian lainnya."
Satu kasus mengerikan yang disoroti yakni mayat seorang pria ditemukan beberapa hari setelah dia meninggal, pada tahun 1994.
Kepala, leher, dan bagian lengannya telah difiksasi "sampai ke tulang."
Di dekatnya, ada 10 kucingnya juga terbaring mati.
Polisi menemukan bahwa pria itu meninggal karena overdosis resep.
Overdosis resep ini jugalah yang meracuni hewan peliharaannya ketika mereka mengkonsumsinya setelah kematiannya.
Saat ini, di sebuah kebun tempat para ilmuwan forensik memantau penguraian jasad manusia, telah diadakan penelitian yang melibatkan kucing-kucing liar.
Di Stasiun Penelitian Investigasi Forensik di Whitewater, Colorado, jasad manusia diletakkan di kebun.
Tujuannya adalah untuk didokumentasikan, difoto, dan diamati.
Di fasilitas ini, kegiatan kucing-kucing itu dipantau dengan kamera.
Dari situ terlihat dua kucing tertentu yang menyelinap ke dalam jasad untuk memakannya selama beberapa minggu.
Kucing pertama berjalan ke kebun dan mulai memakan tubuh seorang wanita berusia 79 tahun.
Kucing itu menyantap pada jaringan lunak dan lapisan lemak.
Setelah itu, jasad tersebut ditutup dengan sangkar selama seminggu, dan kucing itu pun tak dapat mengaksesnya.
Saat sangkar dibuka, kucing yang sama kembali mulai menyantap jasad wanita itu hampir setiap hari selama 35 hari untuk makan.
Sekali lagi, kucing itu masih berfokus pada jaringan lunak.
Ia memakan bagian area payudara dan mengkoyak tulang di lengan kiri atasnya.
Kucing kedua memusatkan perhatian pada seorang pria berusia 70 tahun.
Ia kembali selama 10 dari 16 malam lalu meninggalkan tubuh sendirian selama sebulan, sebelum kembali untuk mengkonsumsinya lagi.
"Kucing yang sama terbukti hanya berminat kepada satu jasad saja," tulis para peneliti.
"Kucing itu tidak mencari jasad baru yang diletakkan di sekitar situ pada tahap pembusukan yang sama."
Tim menunjukkan bahwa kasus kucing liar semacam itu (tim percaya mereka tidak dijinakkan, tetapi dilahirkan dan hidup di alam liar) memakan jasad jarang terjadi.
Hal itu karena mereka cenderung lebih suka berburu.
Mereka berharap bahwa laporan ini akan membantu kita memahami perilaku para pemakan jasad ini, yang lazim di AS, dan membantu para penyelidik untuk membedakan antara kerusakan jaringan perimortem dan postmortem.
"Dalam kedua kasus yang dilaporkan di sini, kucing liar menargetkan area yang kulitnya sudah koyak," tulis para peneliti.
"Kedua kucing menunjukkan preferensi untuk tubuh dalam dekomposisi yang relatif awal."
Proses memakan jasad itu dimulai ketika tubuh menunjukkan tanda-tanda awal dekomposisi dan berakhir pada awal dekomposisi lembab.