Advertorial
Intisari-Online.com - Apa yang akan Anda lakukan jika suami Anda berbohong kepada Anda?
Duh, mungkin saja marah atau lebih ke kecewa.
Inilah yang terjadi pada pasangan asal Indonesia di bawah ini.
Dilansir dari kompas.com pada Kamis (23/1/2020), seorang pria ditangkap atas kecurigaan istri sirinya.
Ceritanya,Muhammada Saiful Muis (31) mengakusebagai anggota TNI Angkatan Udara kepada istri sirinya yang tidak disebutkan namanya.
Mereka lalu menikah secara siri dan berjanji akan menikahi istri sirinya secara resmi. Namun setelah 7 tahun berlalu dan sudah memiliki 1 anak, Muis tak juga menepati janjinya.
Lama ke lamaan sang istri curiga. Apalagi dia jarang melihat Muis berkantor.
Atas kecurigaan itu, keluarga melaporkan Muis ke Koramil Pekalongan Timur agar dilakukan pengecekan.
Tak lama, anggota Unit Intel Kodim 0710 Pekalongan Jawa Tengah menangkap Muis.
Dari tangan Muis, petugas menyita seragam TNI AU, sejumlah ID card, hingga pistol mainan.
Baca Juga: Kasus Jenazah AKB yang Dibuang ke Laut, Ini yang Terjadi pada Jenazah yang Dibuang ke Laut
Apa alasan Muis berbohong?
Muis berani mengaku menjadi anggota TNI karena ingin lebih terpandang di hadapan istri dan keluarganya.
"Saya malu pulang ke rumah di Blora karena mendaftar TNI gagal terus sudah empat kali."
"Makanya saya enggak pulang biar orang rumah tahu saya jadi TNI," lanjutnya.
Kasus anggota TNI atau polisi gadungan sering terjadi dan sudah banyak orang yang menjadi korban.
Nah, sebenarnya bagaimana cara kita membedakan anggota TNI atau polisi asli dengan gadungan?
Berikut rinciannya.
1. Nomor Registrasi Pusat yang dimiliki
Cara termudah adalah dengan menanyakan Nomor Registrasi Pusat (NRP) mereka.
Biasanya NRP sudah dimanipulasi. Walau begitu, coba memintanya atau memotonya.
Lalu tanyakan pada kenalan anggota TNI Anda untuk memeriksanya.
Tanyakan juga nama dari Komandannya
Baca Juga: Susah Parkir Mundur? Jangan Salah, Ini Alasan Mengapa Parkir Mobil Harus Mundur
2. Nama Komandan
Bagi seorang anggota TNI, nama Komandan mereka adalah hal mutlak yang perl diingat.
Mereka tidak mungkin salah menyebutkan nama atau jabatan dari Komandan mereka.
Setelah Anda tahu nama sang Komandan, jangan lupa periksa apakah benar ada nama Komanda seperti yang telah disebutkan.
Anda bisa melakukan browsing atau bertanya kepada kerabat yang bekerja sebagai anggota TNI juga.
3. Kontak Sang Komandan
Mungkin terlihat tidak begitu penting, namun menanyakan kontak Sang Komandan bisa membuat kita tahu reaksi mereka.
Ini bisa menjadi pertanyaan yang menjebak.
Sebab, umumnya anggota TNI walau tahu kontak Sang Komandan, mereka tidak akan berani menghubunginya bila keadaan tidak begitu penting.
Jika Anda melihat ada hal yang mencurigakan, Anda bisa segera melaporkannya.
Apalagi kasusnya Anda akan menikah dengan 'anggota TNI' tersebut.
Pelaporan kasus anggota TNI gadungan bisa dilakukan di kantor polisi setempat atau satuan kewilayahan seperti Koramil, Kodim atau Korem.
Untuk membedakan anggota polisi asli dan gadungan, ada 2 cara yang bisa Anda lakukan.
Pertama, seragamnya pasti pas di badannya.
Menurut AKP Rizqi, seluruhanggota kepolisian sejak masih dalam pendidikan selalu ditekankan kerapihan.
"Tidak ada anggota kepolisian yang menggunakan baju tidak sesuai dengan ukuran badannya."
"Biasa kami menyebutnya body fit," jelas polisi yang pernah bertugas di wilayah Polda Sumatera Barat ini, HAI kutip dari GridOto.com.
Kedua,tanda atributatau lambang yang tepat.
Anggota kepolisian selalu dilengkapi dengan atribut atau lambang yang menempel di pakaiannya.
"Misalnya, tanda kepangkatan, badge kesatuan, kopsteken," sebut Kompol Ari.
Sebagai contoh Kompol Ari menyebutkan pernah ada kasus polisi gadungan tapi pakai tanda pangkat dengan keliling list merah.
"Anehnya, si petugas gadungan itu tidak menggunakan mangkok jabatan."
"Kalau ini terjadi, bisa dipastikan petugas tersebut gadungan," bilang Ari.