Kenyataan pahit dari penggunaan drone adalah bahwa warga sipil telah menjadi sasaran dalam serangan demi serangan karena target salah diidentifikasi.
Angka-angka yang tepat sulit untuk ditetapkan karena banyak informasi yang diklasifikasikan.
Dalam sebuah pengungkapan yang langka, AS mengatakan 473 serangan udara (baik dari drone dan pesawat, angka-angka tidak dipisahkan) telah dilakukan terhadap target di luar Afghanistan, Irak dan Suriah antara Januari 2009 dan Desember 2015.
AS mengakui telah terjadi sebanyak 116 kematian warga sipil akibat serangan itu, hanya 4% dari korban yang dilaporkan.
Tetapi Jennifer Gibson dari kelompok hak asasi manusia Reprieve mengatakan organisasi tersebut telah melacak tingkat kesalahan yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Reprieve pada 2014 “menemukan bahwa dalam upaya untuk membunuh 41 orang (yang menjadi target), AS membunuh sebanyak 1.147 orang lain dan bahwa rata-rata target bernilai tinggi meninggal tiga kali (serangan)”.
Inggris mengatakan hanya satu warga sipil terbunuh atau terluka akibat serangan pesawat tak berawak Inggris dan udara di Suriah dan Irak, antara September 2014 dan Januari 2019. Dalam serangan yang sama, Inggris mengatakan 4.315 pejuang tewas.
Laporan pers mengatakan hal yang berbeda. Selama 12 bulan terakhir, serangan drone AS diyakini telah menewaskan 30 pekerja pertanian di Afghanistan, hingga 11 warga sipil tewas dalam serangan drone AS di selatan Libya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR