Advertorial

Mengapa Kue Jahe yang Berbentuk Pria Selalu Ada di Hari Natal? Ternyata Begini Sejarahnya

Mentari DP

Editor

Tapi pernahkah Anda berpikir mengapa kue jahe yang selalu ada di hari Natal berbentuk seorang pria? Begini sejarahnya.
Tapi pernahkah Anda berpikir mengapa kue jahe yang selalu ada di hari Natal berbentuk seorang pria? Begini sejarahnya.

Intisari-Online.com - Hari ini, 25 Desember 2019, seluruh umat Kristiani merayakan Hari Natal.

Sama seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Natal juga memiliki ciri khas tersendiri.

Dari warna, budaya, hingga makanan yangwajib disajikan. Salah satu yang terkenal adalah kue jahe.

Tapi pernahkah Anda berpikir mengapa kue jahe yang selalu ada di hari Natal berbentuk seorang pria?

Baca Juga: Fakta-fakta Kasus Penyelundupan Mobil dan Motor Mewah, Diakui Sebagai Batu Bata Hingga Rugikan Negara Rp647,5 Miliar

Ternyata, ada fakta menarik dibaliknya.

Berdasarkan keterangan Carole Levin, Kepala Program Studi Abad Pertengahan di University of Nebraska-Lincoln, masa pemerintahan Ratu Elizabeth I dikenal dengan menu makan malam yang rumit.

Misalnya, adamarzipanyang berbentuk seperti buah, istana dan burung.

Baca Juga: Kasus Mahasiswi Makassar yang Tewas di Tangan Kekasih: Mengapa Beberapa Orang Membunuh Orang yang Mereka Cintai? Ini Kata Psikolog

Pada masa ini, Ratu juga memiliki pembuat kue jahe yang sangat andal.

Ia pun meminta dibuatkan kue jahe dengan bentuk seorang pria.

“Di setiap perjamuan, Ratu selalu menghidangkan kue jahe pria ini untuk merepresentasikan pejabat asing dan orang-orang di kerajaannya,” papar Carole.

Namun, bukan hanya Ratu yang mengonsumsi kue jahe.

Pada masa itu, “gingerbread men”, juga digunakan oleh praktisi obat – yang kadang disebut penyihir atau ahli sulap – sebagai ‘token cinta’ untuk para perempuan muda.

“Jika perempuan-perempuan itu berhasil membuat pria idamannya makan kue jahe berbentuk laki-laki itu, maka pria tersebut dipercaya akan jatuh cinta juga kepadanya,” kata Carole.

Baca Juga: Ivan Gunawan Jadi Saksi Kasus Operasi Lipatan Mata Ilegal: Disebut Bikin Tampilan Lebih Muda, Ternyata Segini Harga Operasi Lipatan Mata

Lalu, bagaimana akhirnya kue jahe berbentuk pria ini jadi hidangan Natal?

“Kepopulerannya berasal dari keyakinan bahwa rasa jahenya bisa menghangatkan tubuh kita selama musim dingin,” kata Michael Krondl, pengarang bukuSweet Invention:A History of Dessert.

Awalnya, kue jahe ini bahkan tidak berasal dari jahe, melainkan seperti kue madu.

Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa rempah-rempah ditambahkan dan rasa jahenya pun ternyata lebih digemari karena menguatkan rasa.

Secara keseluruhan, tradisi kue jahe ini berasal dari Jerman, Prancis, Belanda dan Inggris.

Tambahan mentega dan krim pada kue jahe mulai terjadi di abad ke-18 dan resep tersebut bertahan hingga saat ini. (Lintang Bestari)

Baca Juga: Kasus Pria Potong Kepala Wanita, Memasaknya, Lalu Memakannya Karena Lapar: Kanibalisme Mungkin Sudah Terjadi Sejak 10.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya

Artikel Terkait