Advertorial

Meski Menyehatkan, Anda Harus Berhenti Minum Susu Jika 9 Tanda Ini Terjadi pada Tubuh

Tatik Ariyani

Editor

Ada beberapa kondisi yang membuat Anda harus berhenti minum susu. Simak apa saja gejalanya yang terjadi pada tubuh!
Ada beberapa kondisi yang membuat Anda harus berhenti minum susu. Simak apa saja gejalanya yang terjadi pada tubuh!

Intisari-Online.com -Untuk memenuhi gizi seimbang, susu yang merupakan pelengkap nutrisi bagi tubuh sangat diperlukan.

Susu mengandung berbagai nutrisi penting termasuk protein, kalsium, kalium, fosfor dan yodium, serta vitamin B2 dan B12.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat Anda harus berhenti minum susu.

Melansir Bright Side, berikut ini adalah gejala yang terjadi pada tubuh yang mendandakan Anda harus menjauhi produk susu:

Baca Juga: Jarang Diketahui, Inilah 5 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Setiap Hari, Termasuk Susu

1. Merasa lelah hampir sepanjang waktu

Susu mengandung molekul opiat yang membuat Anda tertidur.

Namun secara ilmiah, hal itu tidak berarti susu akan membuat Anda tidur nyenyak.

Karena sulit dicerna, susu membuat tubuh Anda lelah dengan mencoba menghasilkan energi untuk memecahnya, yang mengganggu siklus tidur Anda.

Agar tidur lebih nyenyak, Anda bisa mencoba makan buah dan sayuran yang kaya triptofan seperti brokoli, ubi, pisang, atau apel.

2. Memiliki jerawat

Beberapa studi menunjukkan bahwa susu skim meningkatkan keparahan jerawat di kalangan remaja dan dewasa muda.

Menurut penelitian lain, susu juga bisa disalahkan atas munculnya jerawat.

Mempengaruhi hormon seperti insulin dan IGF-1, susu rendah lemak dapat memengaruhi kesehatan kulit Anda secara negatif.

Baca Juga: Hal Mengerikan Ini Bisa Terjadi pada Tubuh Jika Anda Gunakan Minyak Jelantah untuk Memasak, Jadi Hindari!

3. Pencernaan tidak lancar

Sebuah studi menyarankan bahwa 65-70% dari populasi dunia menderita intoleransi laktosa.

Keluhan seperti kembung, mual, gas, dan diare secara teratur mungkin menandakan Anda sebaiknya berhenti minum susu.

4. Memiliki rasa sakit

Karena susu sangat asam, itu menyebabkan peradangan, yang melukai sendi dan otot Anda, menurut penelitian.

Jika Anda berolahraga dan mengalami kesulitan pulih dari sakit otot, cobalah mengurangi konsumsi susu Anda.

5. Anda mengalami brain fog atau mental fog

Kabut otak bukanlah penyakit, tetapi gejala.

Ini menyebabkan masalah memori, ketidakmampuan untuk fokus, dan ketidakjelasan mental.

Bahkan jika ada beberapa alasan lain, konsumsi susu yang berlebihan juga dapat menjadi pemicu brain fog karena tingginya kadar kasein dalam susu yang menyebabkan perasaan kepuasan yang salah.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi susu dapat membantu melawan depresi.

Baca Juga: Masker Lemon dan Putih Telur untuk Mengencangkan dan Mencerahkan Kulit Wajah

6. Memiliki alergi dan kondisi kulit lainnya

Karena gejala awal yang serupa seperti sembelit, diare, dan kolik, alergi susu dapat dikacaukan dengan intoleransi laktosa.

Sementara 5% anak-anak memiliki alergi susu, itu juga dapat dikembangkan kemudian saat dewasa.

Eksim juga bisa mengembang karena produk susu. Cobalah hindari susu dari diet Anda dan lihat apakah kondisi Anda membaik.

7. Memiliki kolesterol tinggi

100 g susu sapi biasa mengandung 10 g kolesterol, menurut USDA, yang membuatnya berbahaya untuk dikonsumsi dalam jumlah besar setiap hari.

8. Tulang patah atau tulang mudah patah

Kalsium sangat penting untuk perkembangan tulang dan kesehatan tulang, terutama selama masa kanak-kanak.

Namun semua produk susu - atau protein hewani pada umumnya - bersifat asam, yang mengurangi asupan kalsium.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang minum 3 gelas atau lebih susu per hari memiliki risiko patah tulang yang lebih tinggi.

Baca Juga: Dokter Keluarkan 100 Batu dari Kandung Kemih Pria Ini Setelah Ia Kesulitan Buang Air Kecil Selama 10 Tahun, Ternyata Ia Memiliki Kebiasaan Buruk Ini

9. Tubuh kebal terhadap obat-obatan dan Anda tidak cepat pulih

Antibiotik yang diberikan kepada sapi dapat mempengaruhi kesehatan Anda secara tidak langsung, sebuah penelitian menunjukkan.

Di satu sisi, obat ini sangat penting untuk kesehatan hewan, tetapi di sisi lain itu menyebabkan pengembangan bakteri yang resisten antimikroba.

Artikel Terkait