Advertorial

Bintang Drama Jepang Akui Gunakan Ekstasi Lebih dari 10 Tahun: Awas, Ternyata Ada Bahaya Kerusakan Otak di Balik Penggunaan Ekstasi

Mentari DP

Penulis

Erika Sawajiri, bintang drama Jepang “1 Litre of Tears”, didakwa atas kasus kepemilikan narkoba yang mengandung ekstasi dan LSD.
Erika Sawajiri, bintang drama Jepang “1 Litre of Tears”, didakwa atas kasus kepemilikan narkoba yang mengandung ekstasi dan LSD.

Intisari-Online.com – Kabar mengejutkan datang dari drama Jepang.

Erika Sawajiri, bintang drama Jepang “1 Litre of Tears”, mengaku sudah lebih dari 10 tahun menggunakan narkoba.

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (7/12/2019), Erika didakwa atas kasus kepemilikan narkoba yang mengandung MDMA atau dikenal dengan ekstasi dan LSD.

Erika terjerat dalam kasus kepemilikan narkoba setelah ditangkap di apartemennya di Tokyo, pada 16 November 2019.

Baca Juga: Kasus Kucing Direbus Hidup-hidup Semakin Meningkat: Awas, Ini Efek Mematikan Jika Kita Konsumsi Daging Kucing

Saat itu, dari penggeledahan di rumahnya ditemukan 0,19 gram bubuk yang mengandung MDMA, 0,6 gram cairan yang mengandung LSD dan selembar kertas kecil yang memiliki kandungan LSD.

Dikutip dari Kyodo, Erika melalui agensinya, Avex Management, telah mengucapkan permintaan maaf atas peristiwa yang memalukan tersebut.

"Saya meminta maaf secara tulus karena telah menciptakan masalah dan menimbulkan kekhawatiran," kata Erika.

"Dari lubuk hati, saya menyesal sudah mengkhianati begitu banyak orang,” kata Erika melanjutkan.

Baca Juga: Tak Hanya Ari Ashkara, Erick Thohir Akan Copot Semua Pejabat yang Terlibat Penyelundupan Harley, Presiden Jokowi:Itu Pesan Untuk Semuanya, Hati-hati!

Erika berjanji akan berusaha keras untuk sembuh dari kecanduan narkoba dan bangkit kembali.

Perlu Anda tahu bahwa ada bahaya besar di balik mengonsumsi ekstasi.

Dilansir darikompas.compada tahun 2011 silam, di balik kenikmatan sesaat yang ditawarkan pil ekstasi ternyata dampak kerusakan otak sudah mengancam.

Peneliti dari Australia bahkan menemukan pil ekstasi sering dicampur dengan berbagai jenis obat lain sehingga dampak kerusakannya lebih buruk.

Penelitian ini menyebutkan para pengguna ekstasi berpontensi lebih besar mengalami kerusakan otak.

"Penelitian tersebut melihat toksisitas pada manusia atau hewan percobaan menggunakan obat tunggal,” kata Dr.Thomas Newton, profesor dariBaylor College of Medicine.

“Tentu dampaknya lebih parah jika obatnya sudah dicampur dengan berbagai obat lain.”

Penelitian dilakukan terhadap 56 orang yang pernah mengonsumsi ekstasi sedikitnya 5 kali sebelumnya. Kemudian mereka diminta mengonsumsi ekstasi satu kali lagi.

Baca Juga: Mau Hidup Panjang Umur? Bangun Pagi Saja! Begini Penjelasannya

Para peneliti lalu mengumpulkan contoh pil dan mengukur kadar MDMA, zat kimia dalam ekstasi dari contoh darah para responden tiap 5 jam pasca mereka menenggak ekstasi.

Pada beberapa orang, jumlah MDMA dalam tubuh mereka sudah mencapai level yang bisa membahayakan atau mematikan bagi primata.

Para peneliti juga menemukan hanya sebagian pil ekstasi yang seluruhnya berisi MDMA.

Sisanya ada yang mengandung metampetamine atau zat kimia yang mirip dengan MDMA. Bahkan ada pil yang tidak mengandung MDMA sama sekali.

"Mengonsumsi beberapa butir pil ekstasi akan meningkatkan konsentrasi zat berbahaya dalam darah dan ini bisa berbahaya.”

“Hal ini karena minum satu pil saja konsentrasi MDMA dalam darah terus meningkat selama 5 jam," kata Dr.Rod Irvine, ketua penelitian ini.

Kadar MDMA yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan sel otak dalam hewan percobaan.

Meski begitu seluruh responden dalam penelitian ini tidak dilaporkan mengalami gangguan kesehatan.

MenurutNational Institute on Drug Abuse, ekstasi bisa mengganggu detak jantung, pengaturan suhu tubuh serta kerusakan otak.

(Novianti Setuningsih)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Erika Sawajiri Akui Lebih dari 10 Tahun Pakai Narkoba")

Baca Juga: Mirip Gejala Flu Biasa, Ini Beberapa Gejala Awal Kanker yang Wajib Anda Ketahui

Artikel Terkait