Advertorial
Intisari-Online.com - Pada 2013, seorang pria tunawisma, Bratislav Stojanovic, diketahui memiliki kehidupan aneh dan tak biasa di kuburan Nis, Serbia selatan.
Dilansir dari International Busines Times, mantan pekerja konstruksi itu tidak pernah memiliki pekerjaan tetap.
Dia selalu menghabiskan waktunya mencari lilin di kuburan.
Tujuannya ialah untuk membuatnya tetap hangat di bawah tanah.
Bawah tanah? Ya, pria ini hidup di lubang kuburan.
Gaya hidup yang keras seperti itu memang cukup sulit.
Tetapi dengan menemukan lilin menjadi lebih sulit.
Hal itu lantaran kuburan itu sudah tidak digunakan.
Artinya, semakin sedikit orang yang mengunjungi kuburan itu.
Stojanovic mengatakan bahwa hidup di antara sisa-sisa manusia tidak sama mengerikannya dengan masyarakat manusia.
"Awalnya saya takut, tetapi pada waktunya saya terbiasa."
Sekarang saya lebih takut pada yang hidup daripada yang mati," katanya kepada Reuters.
Tapi dia tetap berhati-hati untuk tidak menakuti orang ketika muncul dari sarang bawah tanahnya.
"Setiap kali saya ingin merangkak keluar, saya pertama-tama memeriksa apakah ada orang di sekitar."
"kalau tidak saya bisa menakuti seseorang sampai mati," kata Stojanovic.
Rumah baginya adalah ruang beton yang dipenuhi sampah, yang membentang hanya dua meter persegi.
Mantan pekerja bangunan itu melakukan diet makanan yang dia kumpulkan dari tumpukan sampah.
Dia juga terus-menerus mencari puntung rokok yang jatuh di tanah.
Hidup di kuburan adalah hidup yang sepi, tidak mengejutkan.
Stojanovic dulu punya teman yang juga tinggal di kuburan dan pacar, tapi tidak lagi.
"Saya punya teman yang juga tinggal di kuburan, tetapi dia pergi karena makamnya lembab."
"Aku punya pacar, juga tunawisma, tetapi dia sudah pergi. Dia meninggal, tetapi lebih baik untuk mengatakan bahwa dia sudah pergi," katanya.
Stojanovic juga tidak tahu nama tuan rumahnya karena nama-nama di nisan yang rusak telah terkikis.
Ketika tidak menelusuri sampah, Stojanovic melewatkan waktu di kuburan dengan mengamati orang-orang mengunjungi gereja dan menghitung berapa lama mereka menghabiskan waktu di dalam.
Dia menjelaskan apa yang membuatnya pindah ke kuburan dan mengganggu ketenangan orang mati selama 15 tahun belakangan.
"Ketika orang-orang tunawisma lain merampok saya di beberapa kesempatan, saya telah memutuskan untuk menemukan tempat di mana tidak ada yang akan mengganggu saya, bahkan polisi."