Advertorial
Intisari-Online.com -Meski zaman telah banyak berubah, namun di beberapa daerah sekte-sekteaneh yang melibatkan pengorbanan manusia masih kerap terjadi.
Lagi-lagi, bocah yang tak bersalah menjadi korban dalam ritual sekte tersebut.
Seorang bocah lelaki berusia sembilan tahun meninggal dalam 'pengusiran setan' yang dilakukan oleh anggota sekte agama.
Lebih parahnya, orang tua bocah itu juga termasuk dalam anggota sekte.
Bocah itu hanya diketahui bernama David K, seperti diwartakan Metro, Sabtu (30/11/2019).
Saat itu, dia dicambuk oleh ayahnya dan orang dewasa lainnya.
Untuk menahan teriakannya, mulut David disumpal.
Hal itu mereka lakukan dalam upaya yang mereka sebut 'mengusir setan'.
Ibunya diduga telah memegangnya selama ritual kekerasan itu.
Akibat tindakan brutal mereka, kedua orang tua dan sejumlah anggota sekte ditahan atas dugaan pembunuhan sehubungan dengan kasus mengerikan di Yekaterinburg, Rusia.
Setelah kematian bocah itu, para anggota kelompok Murid Yesus Kristus diduga telah berdoa untuk mayatnya selama dua hari dalam upaya untuk 'membangkitkan' dia.
Namun, ketika upaya itu gagal, jenazah David dimakamkan di hutan dekat dengan sebuah danau di distrik Yugo-Zapadny kota.
Polisi berhasil menemukan jenazahnya setelah mendapat informasi dari bibinya.
Ayah David ditahan di Rusia bersama seorang pemimpin sekte wanita bernama Zemfira Gainullina.
Sementara ibunya ditahan di negara tetangga Belarus dan proses ekstradisi sedang dilakukan untuk membawanya kembali, kata laporan.
Sesaat sebelum penangkapannya, Gainullina memposting,
"Sering kali kami dianiaya karena nama Yesus Kristus, tetapi tidak ada yang bisa menyalahkan kami untuk apa pun, karena tidak ada kejahatan di dalam diri kami.
"Tidak ada yang bisa melarang kami hidup seperti Tuhan Yesus Kristus menuntun kami."
Alexander Neveev, seorang ahli kultus agama di Rusia, mengatakan: "Dalam sekte ini diyakini bahwa dosa harus dikalahkan oleh anak-anak.
“Itu perlu untuk melawan iblis.
"Ketika menghukum seorang anak, kamu seharusnya tidak memperhatikan penderitaannya, karena di neraka, dia akan lebih menderita lagi.
"Tentu saja, seseorang yang kepalanya dipenuhi dengan omong kosong seperti itu sama sekali tidak dapat memahami bahwa seorang anak tidak boleh terluka."