Intisari-Online.com - Insiden terbongkarnya puluhan makam di wilayah Tasikmalaya hingga kini masih menjadi misteri.
Puluhan makam yang berlokasi di Tempat Pemakaman Umu (TPU) Desa Pakemitan, Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya diduga dibongkar oleh sosok misterius.
Bahkan, aparat kepolisian, TNI bersama warga yang berjaga di lokasi TPU tak melihat sosok yang membongkar makam tersebut.
Sebelumnya, ada sebanyak 25 makam yang ditemukan dibongkar dibagian kepala tepat dibawah batu nisa kuburan.
Namun, jumlahnya bertambah menjadi 35 makam setelah kembali ditemukan 10 kuburan dibongkar dengan kondisi yang nyaris sama.
Aparat kepolisian Polres Tasikmalaya pun telah membentuk tim gabungan untuk mengungkap kasus pembongkaran makam tersebut.
Seorang penggali kubur memberikan kesaksiannya setelah kembali menemukan makam yang terbongkar.
Padahal, saat itu aparat kepolisian dan TNI tengah berjaga di kawasan makam dan berkeliling di area makam untuk mengungkap pelaku pembongkaran makam yang terjadi sebelumnya.
Namun, pelaku nyaris tak terlihat oleh petugas yang saat itu berkeliling berpatroli di area TPU tersebut.
"Tadi pas diperiksa pagi hari ada 10 lagi makam yang dibongkar lagi oleh orang tak dikenal," jelas Anda Juanda (54) seorang penggali kubur yang juga menjaga penjaga makam di TPU yang sama dikutip dari Kompas.com.
Pembongkaran 10 makam ini diduga terjadi pada Rabu (13/11/2019) dini hari setelah aparat gabungan Polri, TNI dan warga sekitar berkeliling ronda malam mengecek sekitar TPU.
Anda melanjutkan, modus pembongkaran hampir sama dengan kejadian sebelumnya pada Jumat (8/11/2019) lalu, yakni, penggalian tanah di bawah batu nisan tepat di bawah kepala jenazah.
"Dalam galiannya juga sama hampir 50 sentimeter seperti pembongkaran makam sebelumnya," tambahnya.
Kronologi 25 makam terbongkar
Puluhan makam yang ditemukan dalam kondisi rusak itu diduga dibongkar oleh orang tak dikenal saat pada kamis malam atau malam jumat.
Temuan terbongkarnya makam pertama kali diketahui oleh peziarah yang datang ke TPU.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR