Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuah keluarga mengalami nasib sial setelah liburannya gagal gara-gara menyewa hotel yang tidak sesuai pesanannya.
Keluarga ini padahal sudah habiskan uang 3.400 pound atau sekitar Rp61 juta untuk menyewa hotel mewah berbintang lima.
Namun, kenyataannya mereka malah menemukan hotel yang kondisinya berbeda dari ekpektasinya.
Mengutip Daily Mirror pada Sekasa (12/11/19) Mark Mold (33) memesan perjalanan melalui perusahaan perjalanan loveholidays.
Baca Juga: Kabar Duka, Seniman Musik Djaduk Ferianto Meninggal Dunia pada Usia 55 Tahun
Nah, dalam perjalanannya itu dia memesan kamar di hotel Crystal Beach Aqua Park, di Hurghada Mesir, bersama keluarga dan temannya.
Tapi setelah mereka mendarat di Mesir, justru dikejutkan dengan kondisi hotel bintang lima yang tak layak huni.
Menurut keterangan, hotel ini hanyalah puing-puing, dan saat itu dalam proses pembongkaran.
Untungnya, mereka dipindahkan oleh loveholidays ke hotel kedua dengan uang jaminan 8.000 pound, atau sekitar Rp144 juta.
"Itu adalah rollercoaster bencana, air mata dan penyakit," kata mereka.
"Saya pikir kami merasa dengan sepenuh hati menyewa tempat yang mahal, tapi menemukan mimpi buruk dan hancur melihat kondisinya," katanya.
"Itu adalah penipuan dalam skala besar dan sebuah perusahaan besar yang jelas-jelas tidak memiliki moral," sambungnya.
Sebelumnya mereka mengira bahwa Crystal Beach Aqua Park adalah resor bintang lima di Hurghada, Mesir.
Sayangnya mereka tidak pernah menemukan hotel itu.
Sebagai gantinya mereka mendapati hotel tua, Al Mas Palace Hotel & Beach Resort, yang ditutup sejak 2017 dan bangunan itu dibongkar dan rencananya akan dibangun Crystal Beach Aqua Park Hotel.
Meski belum selesai dibangun, hotel itu sudah terdaftar di situs loveholidays dengan standar yang harga kelas bintang 5, meski kenyataannya adalah hotel bobrok.
Seorang juru bicara lovelolidays mengatakan, "Kami meminta maaf kepada Mr Mold dan kelompoknya atas masalah yang mereka alami dalam liburan mereka ke Mesir pada bulan Agustus.
"Kami telah melakukan penyelidikan menyeluruh secara internal dan dengan pemasok hotel yang bersangkutan," katanya.
"Sayangnya, kami dikecewakan dalam hal ini oleh pemasok hotel yang bersikeras bahwa hotel asli akan siap menerima tamu yang jelas bukan itu masalahnya," jelasnya.