Advertorial

Bukan Sekadar Makan Biasa, Berikan Makanan Pendamping ASI Ketika Bayi Anda Sudah Bisa Lakukan Ini

K. Tatik Wardayati
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, yang mengandung banyak nutrisi bagi tumbuh-kembang bayi.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, yang mengandung banyak nutrisi bagi tumbuh-kembang bayi.

Intisari-Online.com – Mengalami kehamilan, lalu bisa melahirkan dengan selamat, adalah sebuah anugerah terbesar bagi seorang wanita.

Setelah itu, wanita dituntut untuk memberikan makanan yang terbaik bagi buah hatinya yang masih belum bisa apa-apa.

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, yang mengandung banyak nutrisi bagi tumbuh-kembang bayi.

WHO merekomendasikan agar bayi diberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.

Baca Juga: Ubi Jalar Dilarang untuk MPASI, Begitu Juga Jagung dan Kentang, Ini Bahayanya

Setelah itu, barulah mulai memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) dengan tetap meneruskan menyusui.

Setelah 6 bulan itu, kebutuhan akan energi nyatanya tidak dapat dipenuhi oleh ASI saja.

Namun, ASI tetap bisa diberikan hingga usia bayi 2 tahun.

Pada usia 2 tahun pertama itulah, masa kritis kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan bayi dipertaruhkan.

Baca Juga: Alasan Tempe Dijadikan Makanan Pendamping ASI

Kapan sebaiknya MPASI diberikan kepada bayi?

“Meski sudah ada rekomendasi dari WHO, sebaiknya MPASI diberikan ketika anak dapat duduk dengan leher tegak dan mengangkat kepalanya sendiri tanpa bantuan,” jelas dr Raissa E. Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, dari RS Pondok Indah-Puri Indah, dalam pertemuan dengan media (12/11).

Lalu, ketika anak menunjukkan ketertarikan terhadap makanan, misalnya mencoba meraih makanan yang ada di hadapannya.

MPASI juga diberikan ketika anak menjadi lebih lapar dan tetap menunjukkan lapar, seperti gelisah, dan tidak tenang walaupun ibu sudah memberikan ASI secara rutin.

Baca Juga: Jangan Terlalu Dini Memberikan Tomat dan Jeruk Sebagai Makanan Pendamping ASI

MPASI diberikan kepada bayi dengan strategi pemberiannya sebagai berikut.

1. Tepat waktu

MPASI diberikan pada bayi minimal saat ia berusia 4 bulan atau maksimal 6 bulan.

Karena pemberian terlalu dini dapat berisiko infeksi pencernaan, pernapasan, obesitas, serta alergi pada bayi Anda.

Baca Juga: Tanda Si Kecil Sudah Bisa Menerima Makanan Pendamping ASI

Sementara bila terlambat diberikan, maka bisa berisiko kekurangan nutrisi, gangguan imunitas, serta meningkatkan risiko diabetes melitus.

2. Adekuat

MPASI harus memenuhi kebutuhan energi, protein, lemak, dan mikronutrien anak.

Seluruh kandungan nutrisi tersebut diberikan sejak awal memperkenalkan MPASI.

Baca Juga: Air Susu Ibu Amis? Bisa Mencoba Resep Daun Jintan Ini

3. Aman dan higienis

Saat memberikan MPASI pastikan kebersihan tangan dan peralatan makan yan gdigunakan untuk menyiapkan serta menyajikan MPASI.

Cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan. Selalu cuci tangan ibu dengan sabun setelah ke toilet dan membersihkan kotoran bayi.

Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang bersih dan aman.

Baca Juga: Nikita Mirzani Beri ‘Air Susu Ibu Tajir’ ke Anaknya: Ini Kandungan Gizi ASI yang Bisa Dukung Tumbuh Kembang Bayi

Pisahkan talenan yang digunakan utnuk memotong bahan makanan mentah dan bahan makanan matang.

4. Diberikan secara benar

Saat memberikan MPASI jangan pernah menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru, paling tidak tawarkan 10 hingga 15 kali makanan jenis baru tersebut pada bayi.

Berikan juga berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat untuk anak.

Baca Juga: Sharoupim, Pencipta Perhiasan Unik dari Air Susu Ibu

Tawarkan selingan sehat di antara waktu makan jika anak terlihat masih lapar.

Waktu makan bukanlah hanya tentang makanan, tetapi juga untuk berkomunikasi dan mendukung perkembangan anak. Saat inilah untuk membangun ikatan keluarga yang kuat.

Batasi pemberian jus buah, karena ini akan membuat anak kenyang lebih dahulu sebelum memakan makanan utama.

Matikan televisi, komputer, dan gawai saat jam makan berlangsung.

Baca Juga: Garam Berlebih di Makanan Bayi

Jangan pernah memaksa anak untuk makan, karena mengakibatkan anak menolak untuk makan, serta susah menghabiskan makanannya.

Saat mengolah MPASI

Bila ingin menggunakan ASI untuk campuran MPASI, maksudnya supaya si kecil lebih familiar dengan rasanya, maka cairkan terlebih dahulu ASI perah yang beku.

Mencairkan ASI perah bukan dengan memanaskannya di atas kompor, tetapi rendam botol kaca ASI di dalam gelas berisi air hangat, supaya kandungan nutrisinya tidak rusak.

Baca Juga: 4 Hal Sepele dan Makanan untuk 'Tahan Lama' Ini Jika Dilakukan Ternyata Dapat Bikin Rumah Tangga Makin Harmonis, Apa Ya?

Kocok ASI perlahan sebelum dicampurkan dengan MPASI, supaya lemak ASI benar-benar tercampur.

Jangan masukkan makanan yang sulit dikunyah seperti kacang-kacangan, sayuran mentah, atau buah yang belum dipotong sebagai menu makanan anak di bawah 2 tahun. Makanan tersebut bisa membuat anak tersedak.

Jangan berikan madu pada bayi di bawah satu tahun, karena akan menyebabkan botulisme pada bayi.

Gunakan perasa alami dari makanan untuk memperkaya cita rasa MPASI, seperti bawang bombai atau wortel untuk rasa manis, bawang putih dan unsalted butter untuk rasa asin.

Baca Juga: Presenter Kondang Ini Meninggal Dalam Senyum Akibat Sakit Selama Berbulan-bulan, Makanan Ini Bisa Jadi Pemicunya

Resep MPASI:

Misoa kukus daging sapi

Bahan:

  • Misoa
  • Bawang bombai, cincang
  • Daging sapi, cincang
  • Peterseli, iris tipis
  • Telur
  • Keju
  • Unsalted butter
Baca Juga: Manfaat Labu Siam: Ampuh Redam Hipertensi Karena Efek Kandungan Ini di Dalamnya, Mau Coba?

Cara membuat:

  • Rebus misoa, tiriskan
  • Didihkan dandang.
  • Di atas loyang yang dimasukkan ke dalam dandang, masukkan misoa rebus, lalu telur kocok, bawang bombai, daging cincang, keju, dan unsalted butter.
  • Kukus selama kurang lebih 20 menit.
  • Hidangkan setelah dipotong-potong seukuran jari. (ktw)
Baca Juga: Coba 8 Bahan Makanan Ini untuk Bubur Bayi, Salah Satunya Labu Siam yang Kandungan Vitamin dan Mineralnya Tinggi

Artikel Terkait