Advertorial

Ternyata Gaya Asuh Orangtua Pengaruhi Risiko Obesitas pada Anak, Ini yang Bisa Anda Lakukan untuk Turunkan Risikonya

K. Tatik Wardayati
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Gaya parenting yang dilakukan oleh orangtua pada anaknya dapat berpengaruh pada banyak hal, termasuk kesehatan tubuhnya.
Gaya parenting yang dilakukan oleh orangtua pada anaknya dapat berpengaruh pada banyak hal, termasuk kesehatan tubuhnya.

Intisari-Online.com – Apa gaya pengasuhan (parenting) yang Anda lakukan pada anak-anak Anda?

Faktanya, gaya parenting yang dilakukan oleh orangtua pada anaknya dapat berpengaruh pada banyak hal, termasuk kesehatan tubuhnya.

Gaya parenting tertentu bisa mempengaruhi risiko obesitas pada anak.

Alih-alih menggemaskan, obesitas pada anak sama bahayanya dengan kegemukan pada orang dewasa.

Baca Juga: Belajar ‘Parenting’ dari Cara Putri Diana Menghadapai Kenakalan William yang Dijuluki ‘Billy si Tukang Banting’

Anak-anak dengan obesitas beresiko menderita tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Hal-hal yang biasanya kita kaitkan dengan orang dewasa.

“Anak-anak ini juga memiliki peningkatan risiko pernapasan dan masalah persendian, belum lagi masalah psikologis dan harga diri,” kata Dr. Richard Seidman, dokter anak dan kepala petugas medis dari L.A. Care Health Plan.

Menurut penelitian terbaru, ibu yang kurang sabar menghadapi si kecil di luar waktu makan.

Misalnya aktivitas bermain dengan anak saat berusia 7 bulan, beresiko mempunyai anak yang cenderung memiliki berat badan berlebih.

Ini adalah salah satu studi pertama yang melihat bagaimana interaksi keluarga dapat memengaruhi nafsu makan dan diet anak.

"Sepengetahuan kami, tidak ada penelitian yang meneliti bagaimana non-makanan, lingkungan rumah sepanjang perkembangan anak usia dini dapat memengaruhi motivasi seseorang untuk makan," Kai Ling Kong, PhD, salah satu penulis penelitian dan asisten profesor pediatri seperti dikutip dari healthline.com.

Berikut adalah enam cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menurunkan risiko obesitas pada anak.

1. Pantau

Orangtua wajib memantau makanan apa saja yang dimakan oleh anak.

Hal itu bisa dilakukan dengan menanyakan apa yang ia santap pada makan siang dan memastikan sarapannya bergizi.

Bila perlu, kita bisa membawakan bekal makanan bergizi untuk anak.

Baca Juga: Baru Berusia 10 Tahun Berat Badannya Capai 196 kg, Ini 5 Penyebab Obesitas pada Anak

2. Fokus pada buah dan sayuran

Fokus pada buah-buahan dan sayuran, dan dorong anak untuk mencoba hal-hal baru.

Namun, anak juga harus dibatasi mengonsumsi gula, atau pemanis saat minum jus buah atau sayuran.

“Batasi minuman manis."

"Lihatlah label nutrisi jus yang anak-anak Anda minum, karena sebagian besar jus apel dan jus jeruk penuh gula."

"Anak-anak juga tidak membutuhkan minuman olahraga,” kata Lucie Smith, MS, RCEP, ahli fisiologi olahraga di Rumah Sakit Helen DeVos Children.

3. Jangan menyerah ajak anak makan makanan sehat

Mengenalkan makanan sehat itu penting. Jangan menyerah setelah satu kali percobaan.

Semakin banyak anak terpapar pada sesuatu, semakin besar kesempatan mereka untuk mencobanya atau bahkan menikmatinya nanti.

Kita bisa memulainya dengan memberi contoh pada anak untuk selalu makan buah dan sayur setiap hari.

Dengan melihat contoh dari orangtuanya, lama-kelamaan anak tentu akan meniru.

4. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan junk food

Batasi jumlah makanan cepat saji yang dimakan keluarga, terutama anak setiap minggu.

Cobalah menyiapkan menu makanan untuk seminggu jika kamu tergolong ibu yang sibuk.

Pastikan keluarga memiliki pilihan sehat di rumah yang tersimpan di lemari es.

Selain itu, jangan biasakan menyimpan camilan yang tidak sehat di dapur.

Baca Juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Setelah Kita Menyantap Makanan Cepat Saji

5. Ajak anak beraktivitas fisik

Orang tua harus mendorong aktivitas fisik dengan berpartisipasi dalam kegiatan fisik bersama mereka.

"Dengan begitu banyak teknologi, sulit bagi anak-anak untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menjadi aktif."

"Berikan anak-anak beberapa ide tentang bagaimana menjadi aktif dan beri contoh."

"Temukan kegiatan yang dapat dilakukan keluarga bersama yang menggabungkan kegiatan atau gerakan,” kata Smith.

Dia menjelaskan jika seorang anak tidak cukup terampil untuk berada di tim olahraga, itu tidak berarti mereka tidak boleh menghindarinya.

Anak masih bisa aktif dengan melakukan olahraga tunggal seperti berenang dan bersepeda.

6. Lebih dekat dengan anak

Sebuah studi baru menemukan bahwa kehangatan emosional selama bermain bersama anak, secara signifikan mengurangi risiko obesitas pada bayi. (Dian Reinis Kumampung)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gaya Parenting Pengaruhi Risiko Obesitas Anak"

Baca Juga: Berkhayal Meningkatkan Risiko Obesitas pada Anak?

Artikel Terkait