Seperti yang kita tahu, selfie alias memotret diri sendiri, terus menjadi tren.
Bahkan semakin hari, selfie menjadi sebuah kebutuhan. Sebab, ketika seseorang menghasilkan selfie yang baik, maka mereka akan mengunggahnya ke media sosial.
"Melihat sekilas ke halaman Facebook, Twitter, atau Instagram pun mengonfirmasikan bahwa milenial berdedikasi merekam kehidupan mereka dengan swafoto.”
“Mereka menikmati berbagi foto ini terutama dengan kolega dan teman," ucap Chief Executive Officer dan Co-Founder Luster Premium White, Damon Brown, di situs resmi perusahaan tersebut, Jumat (6/11/2015).
Survei yang digelar Luster Premium White pada 2015 mendapati, rata-rata generasi milenial diperkirakan mampu menghasilkan 25.676 foto selfie seumur hidupnya.
Sekitar 95 peren responden mengaku pernah selfie minimal satu kali memakai ponsel pintar. Riset itu dilakukan terhadap 1.000 warga Amerika Serikat berusia 18-34 tahun.
Demam selfie juga terjadi di Indonesia
Pada 2014, misalnya, Bandung, Yogyakarta, dan Denpasar masuk 100 kota di dunia yang paling banyak mengunggah foto selfie versi majalah Time, berdasarkan riset atas 400.000 foto di Instagram yang memasang tanda pagar (tagar) #selfie.
Sejarah selfie Kamus Oxford mendefinisikan "selfie" sebagai potret diri yang diambil sendiri, umumnya menggunakan kamera smartphone atau webcam dan dibagikan di media sosial.
Tepatnya pada 2013, kata ini resmi masuk kamus Oxford. Namun, kata selfie sudah muncul lama sebelumnya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR