Advertorial

Putri Marino Akui Alami Cedera Tulang Belakang, Apakah Sakit di Tulang Belakang Bisa Terkait Dengan Penyakit Lain?

Mentari DP

Editor

Baru-baru ini, ada kabar bahwa Putri Marino, istri aktor Chicco Jerikho, mengalami cedera tulang belakang. Apa penyebabnya?
Baru-baru ini, ada kabar bahwa Putri Marino, istri aktor Chicco Jerikho, mengalami cedera tulang belakang. Apa penyebabnya?

Intisari-Online.com – Siapa sih yang tidak mengenal Putri Marino?

Putri Marino merupakan salah satu artis peran Indonesia dan sekaligus istri aktor Chicco Jerikho.

Baru-baru ini, ada kabar bahwa dia mengalami cedera tulang belakang.

Disebutkan bahwa cederanya itu kemungkinan disebabkan ia terlalu bersemangat saat berlatih zumba.

Baca Juga: Alexei Leonov, Orang Pertama yang Berjalan di Luar Angkasa Meninggal di Usia 85 Tahun

"Aku sekarang lagi cedera tulang belakang," ujar Putri Marino seperti dilansir dari kompas.com pada Minggu (27/10/2019).

Namun, ada juga kemungkinan hal itu terjadi lantaran posisi yang salah saat memberi ASI kepada buah hatinya. Bisa ketika duduk atau dalam posisi tidur.

"Terus juga mungkin waktu nyusuin Suri kan bentuk badan, aku mungkin kurang mengontrol. Kadang terlalu bungkuk," ujar Putri.

"Kadang kalau lagi tidur nyusuin Suri kadang enggak kontrol postur badan. Jadi sekarang lagi cedera belakang," imbuhnya.

Kendati begitu, ia belum berani memeriksakan kondisinya itu ke dokter.

Baca Juga: Sebuah Desa Jepang Ditemukan di Hutan Kanada, Kok Bisa?

Apakah kondisi tulang belakang berkaitan dengan penyakit-penyakit lain?

“Bisa saja, tapi tidak selalu,” jawab dr. Michael Triangto, Sp.KO., spesialis kedokteran olahraga, diSlim and Health Sports Therapy, Jakarta.

“Rasa sakit di tulang belakang biasanya menjadi tanda adanya masalah di tulang belakang itu sendiri.”

Dr. Triangto menjelaskan hal itu bisa berupaskoliosis, kondisi otot yang terus-menerus berada dalam posisi tertentu sehingga lama-kelamaan menimbulkan rasa sakit.

Atau bisa juga karena ada saraf yang terjepit yang secara otomatis menimbulkan rasa sakit. Kondisi saraf yang terjepit ini juga dapat menimbulkan rasa sakit di bagian tubuh lain.

Misalnya ketika sumsum tulang belakang terserang tumor sehingga tulang belakang mengalami tekanan.

Bahkan karena masih sebagai kesatuan dari sistem saraf pusat, otak juga dapat terkena dampaknya.

Jika yang terserang bagian otak yang terhubung dengan mata, maka mata akan mengalami sakit atau bahkan gangguan penglihatan.

Kalau begitu, apakah dapat diartikan dalam kondisi badan yang tidak sehat, kita menjadi riskan mengalami sakit di tulang belakang kita?

Bisa saja dilihat seperti itu. Misalnya seorang atlet yang sedang sakit.

Saat melakukan suatu gerakan - yang dalam kondisi sehat dapat dilakukan tanpa rasa sakit - tiba-tiba dia mengalami cedera.

Baca Juga: Tragis, Wanita Ini Dibunuh Lalu Mayatnya Dicor di Samping Makam, Ternyata Ini Alasan Pelaku Membunuhnya

Dalam kondisi sakit, seperti flu, atlet tersebut tidak dapat mempertahankan fokus, ototnya sulit untuk bereaksi dengan cepat, atau adanya gangguan dalam menjaga keseimbangan tubuh.

Saat flu, seseorang sangat mungkin mengeluhkan rasa sakit atau linu pada otot dan sendinya akibat infeksi virus.

Apakah perlu segera berobat ke dokter untuk mengobati sakit di tulang belakang ini?

Tidak perlu langsung berobat ke dokter.

Alangkah baiknya memberi rentang waktu yang lebih lama, yaitu sekitar satu hingga dua pekan.

Pada dasarnya tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit yang tergolongself limiting desease, yang tidak berimplikasi pada sakit yang lebih parah atau bahkan menyerang bagian tubuh lain.

Bahkan ada yang bisa pulih hanya dalam tempo 24 jam.

Biasanya, sakit tulang belakang yang disebabkan pergerakan otot yang berat seperti mengangkat beban yang berat atau setelah berolahraga, tanpa diobati dapat sembuh.

Bisa juga dibantu dengan memberikan obat-obat rumah seperti parasetamol untuk meredakan rasa sakit atau dikompres dengan air hangat.

Jika setelah dua minggu rasa sakit masih terasa, barulah kita bisa memutuskan untuk pergi ke dokter.

Baca Juga: Mengapa Hanya Manusia Satu-satunya Spesies yang Memiliki Dagu?

Artikel Terkait