Advertorial
Intisari-Online.com -Raja Thailand Vajiralongkorn menjadi sorotan karena mencabut gelar satu selirnya, Sineenat Wongvajirapakdi.
Selain urusan negaranya, tampaknya Raja Thailand ini juga memiliki kehidupan cinta yang rumit.
Raja Vajiralongkorn sendiri telah naik tahta tahun 2016 setelah kematian ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej.
Dia menerima tahta pada malam 1 Desember 2016, dengan penobatannya mulai dari 4-6 Mei 2019.
Seperti diketahui, Raja Vajiralongkorn telah menikah empat kali.
Pertama, ketika masih menjadi Putra Mahkota Vajiralongkorn dia menikahi Puteri Soamsawali Kitiyakara, sepupu pertamanya di pihak ibunya pada 3 Januari 1977, seperti dilansir Intisari dari Honey.
Setelah kelahiran putri pertamanya, Putra Mahkota Vajiralongkorn mulai hidup dengan aktris Yuvadhida Polpraserth.
Mereka memiliki lima anak, dan tidak dapat menikah ketika Putri Soamsawali menolak untuk bercerai.
Vajiralongkorn dapat menuntut untuk perceraian di Pengadilan Keluarga pada bulan Januari 1993.
Selanjutnya, Raja Vajiralongkorn menikah dengan Polpraserth pada bulan Februari 1994.
Ia mengubah namanya menjadi Mom Sujarinee Mahidol na Ayudhaya, menandakan dia adalah orang biasa menikah dengan keluarga bangsawan.
Awalnya hal-hal tampak baik-baik saja, namun pada tahun 1996 setelah hanya dua tahun menikah, ia pindah ke Inggris dengan semua anak-anaknya.
Vajiralongkorn diduga memasang poster di sekitar istananya, menuduhnya melakukan perzinaan dengan seorang marshal udara.
Sujarinee pindah ke AS pada 2007.
Pada 10 Februari 2001, Vajiralongkorn menikah untuk ketiga kalinya, kali ini dengan Srirasmi Suwadee yang telah berada di dalam pelayanannya sejak 1992.
Semua tampak baik sampai November 2014 ketika Vajiralongkorn mengirim surat ke kementerian dalam negeri yang meminta keluarga Putri Srirasmi untuk dilucuti dari gelar kerajaan mereka, menuduh tujuh kerabatnya melakukan korupsi.
Sirasmi melepaskan gelar kerajaan dan nama kerajaan serta pasangan itu bercerai setelah 13 tahun menikah.
Pernikahan yang keempat, Raja Vajiralongkorn menikah dengan Suthida Tidjai, mantan komandan penjabat Royal Thai Aide-de-Camp Department, pada 1 Mei 2019.
Ratu Suthida (41) memiliki hubungan asmara dengan Raja selama bertahun-tahun sebelum hubungan mereka diumumkan pada tahun 2019.
Di saat yang sama, ia juga mengangkat seorang selir kerajaanSineenat Wongvajirapakdi meskipun selir itu hanya bertahan di kerajaan selama kurang lebih 3 bulan sebelumRaja Vajiralongkorn mencopot gelar tersebut.
Namun, kisah percintaan Raja Vajiralongkorn jauh berbeda dengan kisah percintaan ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej.
Baca Juga: Jangan Sampai Kecolongan, Waspadai dan Ketahui 6 Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening!
Sepanjang hidupnya, Raja Bhumibol Adulyadej diketahui hanya memiliki satu istri.
Adulyadej bertemu dengan calon istrinya saat belajar di luar negeri.
Dia sering pergi ke Paris, di mana dia bertemu putri duta besar Thailand untuk Prancis, seorang siswa bernama Mom Rajawongse Sirikit Kiriyakara, seperti dilansir dari ThoughtCo.
Adulyadej dan Sirikit mulai berpacaran, mengunjungi tempat-tempat wisata romantis di Paris.
Pada Oktober 1948, Adulyadej menabrak truk dan terluka parah. Dia kehilangan mata kanannya dan menderita cedera punggung yang menyakitkan.
Kemudian, Sirikit menghabiskan banyak waktu merawat dan menghibur raja yang terluka.
Melihat hubungan keduanya, Ibu Adulyadej mendesak wanita muda itu untuk pindah ke sekolah di Lausanne agar dia bisa melanjutkan sekolah sambil mengenal Adulyadej lebih baik.
Pada 28 April 1950, Adulyadej dan Sirikit menikah di Bangkok.
Sirikit berumur 17 tahun, sementara Adulyadej berusia 22 tahun.
Dari pernikahan itu, keduanya dikaruniai 4 anak yakniPutri Ubolratana Rajakanya, Raja Vajiralongkorn (Rama X), HRH Putri Maha Chakri Sirindhorn, dan HRH Putri Chulabhorn Walailak.
Adulyadej secara resmi dimahkotai satu minggu kemudian, menjadi raja Thailand dan secara resmi dikenal sebagai Raja Bhumibol Adulyadej.
Tercatat, Raja Adulyadej hanya menikahi satu wanita yakni Sirikit hingga dia meninggal.
Adulyadej menderita stenosis tulang belakang lumbar pada tahun 2006.
Kesehatannya mulai menurun dan dia sering dirawat di rumah sakit.
Dia meninggal di rumah sakit Siriraj di Bangkok pada 16 Oktober 2016.
Putra Mahkota Vajiralongkorn naik takhta, dan penobatan resminya diadakan pada 4 Mei 2019.