Advertorial
Intisari-Online.com -Raja Mswati III yang menghadiri pelantikan Jokowi-Ma'ruf menyita perhatian publik.
Saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024 pada Minggu (20/10/2019), Raja eSwatini itu didampingi putrinya, Shikanyiso Dlamini.
Jika mendengar nama eSwatini, sebagian besar masyarakat belumtahu betul kerajaan ini.
Pasalnya, meski telah 50 tahun merdeka, negara ini 'baru setahun' disebut eSwatini, sebelumnya, ini disebut sebagai Swaziland.
Baca Juga: Rekrutmen CPNS 2019 Segera Dibuka, Simak Jadwal Seleksi hingga 7 Tahapan Alur Pendaftaran SSCASN
Melansir Culture Trip, inilah fakta unik seputar Kerajaan eSwatini.
1. Negara yang berganti nama
Kerajaan eSwatini sebelumnya bernama Swaziland yang terletak di Afrika.
Pada April 2018, Raja Mswati III memutuskan untuk menghidupkan nama Swati di negara itu dan mengumumkan perubahan bahwa Swaziland akan berganti menjadi eSwatini.
Baca Juga: Jokowi Gandeng Prabowo Mengingatkan pada Kisah Lawas Presiden AS dan Rivalnya di Kontes Politik
2. Monarki absolut terakhir Afrika
Begitu mudahnya sang raja mengubah nama negara, bahkan perubahan itu dilakukan tanpa konsultasi dengan parlemen. Ini karena statusnya sebagai raja absolut, sehingga apa yang dikatakannya akan dilakukan.
3. Raja punya banyak istri
Raja-raja eSwatini adalah penganut poligami, mereka memiliki banyak wanita yang dijadikan istri. Raja Mswati III memiliki 15 istri, sedangkan ayahnya, Sobhuza II memiliki 70 istri.
Biasanya para anggota keluarga kerajaan ini dapat dikenali dengan mudah di keramaian karena mengenakan hiasan seperti bulu merah di rambut.
4. Semuanya bisa diekspresikan dengan tarian
Tarian adalah kunci identitas orang-orang Swazi dan setiap anggota komunitas diharapkan berpartisipasi selama perayaan budaya.
Tiap tahunnya, 10.000 wanita muda tampil untuk Ratu di Umhlanga. Sementara pria menari pada Incwala. Penari merupakan bagian terpenting dari perayaan 50-50.
5. Sapi bisa membeli 'apapun'
Jika berencana membeli tanah, penduduk bisa membayar kepala desa dengan sapi. Jika ingin menikah, warga harus menyerahkan sapi pada keluarga pengantin wanita.
Di eSwatini, seekor sapi bernilai sekitar 7 juta rupiah. Tapi jika berencana menikahi putri, sapi yang harus diserahkan sekitar 300 ekor.
6. Wanita tidak makan jeroan ternak
Alasan wanita eSwatini tidak makan otak adalah dia akan menjadi cerdas, tidak makan lidah karena mereka akan berbicara (adu mulut) dengan suaminya, dan tidak makan kaki karena wanita akan lari. Alasan yang sama mengapa orang Swazi tidak membelikan istrinya sepatu.
7. Tidak ada penjara sebelum 1968
Bukan berarti negara ini aman dan damai, tapi sebelum merdeka, orang yang bersalah dengan kejahatan serius akan digiring ke puncak Gunung Nyonyane dan dilemparkan dari atas. Sekarang gunung ini menjadi tempat hiking populer karena geologinya yang menonjol.
8. Punya ikatan kuat dengan Inggris
eSwatini sebelumnya dijajah oleh Inggris dan meskipun namanya kini telah berubah, itu tetap memiliki hubungan budaya kuat dengan Inggris. Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa resmi negara bersama dengan Swazi. Raja dididik di Sherborne, Inggris dan punya beberapa kebiasaan yang 'keinggrisan' seperti teh sore.