Advertorial

Apakah Obat Peninggi Badan itu Benar-benar Efektif? Simak Jawaban Para Ahli!

K. Tatik Wardayati
,
Ade S

Tim Redaksi

Memiliki badan tinggi tidak hanya dapat membuat lawan jenis tertarik, tapi juga memberikan banyak manfaat kesehatan.
Memiliki badan tinggi tidak hanya dapat membuat lawan jenis tertarik, tapi juga memberikan banyak manfaat kesehatan.

Intisari-Online.com – Siapa sih yang tidak ingin memiliki badan yang tinggi? Pria dan wanita pasti mendambakannya.

Sayangnya, memiliki badan yang tinggi rupanya tidak bisa dimiliki semua orang, bahkan untuk mendapatkannya pun tidak mudah.

Memiliki badan tinggi tidak hanya dapat membuat lawan jenis tertarik, tapi juga memberikan banyak manfaat kesehatan.

Sebuah studi dari Universitas Edinburgh menemukan bahwa orang tinggi cenderung lebih pintar, lebih rendah kemungkinan terkena penyakit demensia, hingga lebih bahagia.

Baca Juga: Pria Ini Miliki Tinggi Badan Lebih dari 2 Meter dan Mengaku Terus Tumbuh, 'Saya Merasa Hebat karena Tuhan Membuat Saya Unik'

Tidak heran, banyak produk obat peninggi badan yang dijual di pasaran. Akan tetapi, apakah manfaatnya benar bisa dirasakan oleh konsumennya?

Mungkin kamu pernah mendengar, meminum obat peninggi badan dan dibarengi dengan olahraga, membuat badan akan meninggi dengan sendirinya.

Faktanya, penjelasan tentang efektivitas obat peninggi badan tidak sesederhana itu.

Menurut sebuah penelitian, segala macam trik untuk meninggikan badan, termasuk nutrisi dan olahraga, tidak akan berfungsi lagi ketika usia seseorang menginjak 19 tahun untuk pria, dan 16 tahun untuk wanita.

Baca Juga: Bukan dengan Berenang, Cara Terbaik untuk Menambah Tinggi Badan Anak Ternyata 'Cukup' dengan Tidur

Jika disimpulkan, obat peninggi badan tidak akan efektif jika dikonsumsi oleh mereka yang sudah melewati batas usia tersebut.

Kenapa obat peninggi badan tidak efektif? Alasan mengapa seseorang tidak bisa meninggikan badan adalah faktor tulang, terutama lempeng epifisis.

Bagian tersebut adalah ‘dalang’ yang berperan sebagai penentu tinggi atau tidaknya seseorang.

Peningkatan tinggi terjadi karena adanya pemanjangan tulang panjang, yang berada di dekat area tulang rawan lempeng epifisis.

Baca Juga: 7 Makanan Ini Bisa Membantu Tinggi Badan di Masa Pertumbuhan

Saat lempeng epifisis masih aktif dan terbuka, pertumbuhannya pun masih berjalan.

Mendekati masa akhir pubertas, perubahan hormon menyebabkan lempeng epifisis mengeras atau ‘menutup’.

Perpanjangan tulang pun akhirnya berhenti. Selain itu masih ada faktor lain yang berpengaruh.

Berikut adalah beberapa faktor yang menentukan tinggi seseorang saat lempeng epifisisnya masih terbuka:

Baca Juga: Gadis Usia 11 Tahun Punya Tinggi Hingga 2 Meter Lebih: Ini 2 Faktor yang Memengaruhi Tinggi Badan Anak

  • Genetik
  • Jenis kelamin
  • Nutrisi
  • Olahraga
Dari keempat faktor di atas, genetik menjadi yang utama. Pemikiran sederhananya, jika orangtua tinggi, maka anak mereka kemungkinan besar akan tinggi juga.

Jenis kelamin juga menjadi faktor biologis yang berperan dalam menentukan tinggi total seseorang.

Baca Juga: Tak Perlu Obat Peninggi Badan, 6 Sayuran Ini Bisa Tambah Tinggi Badan Meski Masa Pertumbuhan Sudah Lewat

Wanita cenderung memiliki potensi total tinggi yang lebih rendah dibandingkan pria.

Tips meninggikan badan

Jika Anda masih dalam masa pertumbuhan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meninggikan badan.

Cara-cara ini patut dicoba karena efektivitasnya sudah teruji oleh studi dan penelitian.

Baca Juga: Miss Universe 2016: Inilah Usia dan Tinggi Badan

Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meninggikan badan di usia masa pertumbuhan:

Tetap aktif bergerak

Jadilah anak yang aktif, misalnya rajin berolahraga. Kegiatan ini bisa memperkuat tulang dan otot sehingga hormon pertumbuhan pun terus bertambah. Dengan kata lain, badan tinggi bisa diraih.

Makanan sehat

Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah, sayur, protein, hingga produk susu, berperan penting dalam merangsang pertumbuhan badan.

Baca Juga: Inilah Rumus Sederhana Menghitung Tinggi Badan Anak

Selain itu, batasi makanan mengandung gula, lemak trans, dan lemak jenuh. Vitamin D, yang terkandung pada makanan seperti ikan tuna hingga kuning telur, juga sangat krusial terhadap pertumbuhan tulang.

Selain itu mineral kalsium juga dibutuhkan untuk membentuk tulang yang sehat, makanan dan minuman yang mengandung kalsium, seperti susu, keju, ikan salmon, ikan sarden, tofu, dan yogurt.

Tidur yang cukup

Tidur juga menjadi faktor penting untuk meninggikan badan saat masa pertumbuhan.

Baca Juga: Berdasarkan Studi selama 100 Tahun, Inilah 10 Negara dengan Tinggi Badan Rata-rata Tertinggi di Dunia

Sebab, hormon pertumbuhan manusia diproduksi saat seseorang tertidur. Berikut adalah jam tidur yang disarankan berdasarkan kategori usia:

- Bayi berusia 3 bulan disarankan tidur 14-17 jam per hari

- Bayi berusia 3-11 bulan disarankan tidur 12-17 jam per hari

- Balita berusia 1-2 tahun disarankan tidur 11-14 jam per hari

Baca Juga: Tinggi Badan Astronot Scot Kelly Bertambah 5 Cm Setelah Tinggal 340 Hari di Luar Angkasa

- Anak 3-5 tahun disarankan tidur 10-13 jam per hari

- Anak 6-13 tahun disarankan tidur 9-11 jam per hari

- Remaja 14-17 tahun disarankan tidur 10 jam per hari

- Remaja 18 tahun disarankan tidur 9 jam per hari.

Jika Anda masih berada dalam masa pertumbuhan, penuhi waktu tidur sesuai usia, dan rasakan manfaat kesehatannya.

Baca Juga: Faktor Penyebab Kematian Menurut Tinggi Badan: Kardiovaskular untuk Si Pendek dan Kanker untuk Si Jangkung

Bagi yang sudah tidak dalam masa pertumbuhan, lebih baik pikirkan bagaimana mempertahankan tinggi badan.

Sebab, setelah usia 40 ke atas, osteoporosis bisa merenggut tinggi badan sebanyak satu inci setiap 10 tahunnya.

Berhenti merokok, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan nutrisi, hingga berolahraga dipercaya mampu menjaga postur badan tetap sehat. (Wisnubrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Benar Obat Peninggi Efektif untuk Meninggikan Badan?"

Baca Juga: Pasangan dengan Perbedaan Tinggi Badan Mencolok adalah yang Paling Bahagia?

Artikel Terkait