Advertorial

Wiranto Ditusuk: Bagaimana Jika Hal Itu Disaksikan Anak-anak? Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Nieko Octavi Septiana
,
Ade S

Tim Redaksi

Dari rekaman yang beredar tentang kejadian penyerangan itu, bisa dilihat banyak anak-anak yang menyaksikan peristiwa penusukan tersebut.
Dari rekaman yang beredar tentang kejadian penyerangan itu, bisa dilihat banyak anak-anak yang menyaksikan peristiwa penusukan tersebut.

Intisari-Online.com -Kabar mengejutkan menyedot perhatian masyarakat Indonesia, Menkopolhukam Wiranto diserang orang tak dikenal pada Kamis (10/10/2019).

Melansir Tribunnews.com, Wiranto diserang saat turun dari mobil usai menghadiri acara peresmian di Universitas Mathlaul Anwar.

Saat di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten sekitar pukul 12.00 WIB, dan Wiranto keluar mobil ada dua orang yang menusuk Wiranto.

Belakangan diketahui pelaku penusukan adalah Abu Rara dan Fitri.

Baca Juga: Wiranto di Mata Istri: 'Mas Wiranto Selalu Bilang bahwa Saya adalah Pakaiannya'

Wiranto mendapat dua luka tusuk dan dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto, dikabarkan kini telah dalam kondisi stabil.

Dari rekaman yang beredar tentang kejadian penyerangan itu, bisa dilihat banyak anak-anak yang menyaksikan peristiwa penusukan tersebut.

Lalu apakah anak-anak yang menyaksikan kejadian penyerangan itu bisa mengalami trauma di masa depan? Bagaimana mengatasi hal tersebut?

Melansir Kompas.com, psikolog anak dari Pion Clinician, Astrid W.E.N, anak-anak yang menyaksikan kejadian kekerasan tersebut bisa memiliki dampak psikologis yang berbeda.

Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Wiranto Ditusuk dengan Kunai, Ada Perintah Khusus dan Memang 'Tidak Sembarangan'

Menurut Astrid, perlu dilakukan pemeriksaan dan pendampingan psikologis pada anak-anak yang menyaksikan peristiwa tersebut.

"Kita tidak benar-benar tahu apa yang dialami anak tersebut, hingga kita melakukan pemeriksaan psikologis dan pendampingan psikologis terhadap anak-anak yang menyaksikan kejadian itu," kata Astrid, Kamis (10/10/2019) seperti diwartakan Kompas.com.

Sebagai upaya mengetahui kondisi psikologis anak yang menjadi saksi mata tindak kekerasan, Astrid menyarankan orangtua atau orang dewasa bisa memberikan pertanyaan terbuka.

Melansir Kompas.com, Astrid memberi beberapa contoh pertanyaan agar cerita anak mengalir dan maknanya secara psikologis.

Baca Juga: Termasuk Pakai Api Besar, 6 Kesalahan Memasak Telur Ini Masih Sering Dilakukan, Begini Caranya Mengolah Telur Seperti Profesional

1. Apa yang kamu lihat tadi?

Pertanyaan ini berguna untuk mengetahui bagaimana sudut pandang anak Anda terhadap kejadian tersebut.

2. Bagaimana ceritanya?

Ketika anak mulai menceritakan suatu kejadian dari sudut pandangnya, hal ini akan berguna untuk mengetahui apakah ada kekhawatiran pada anak.

3. Apa yang kamu rasakan saat itu?

Pertanyaan ini untuk mengetahui emosi dan apa yang dirasakan anak ketika melihat sebuah tragedi secara langsung.

Baca Juga: Manfaat Bawang Merah: Bantu Jaga Kesehatan Jantung, Mengelola Diabetes, dan Memerangi Penuaan Dini, Simak Cara Mengkonsumsinya!

4. Apa yang kamu lakukan kemudian?

Pertanyaan ini berguna untuk mengetahui apa yang dipikirkan anak saat itu dan tak lama setelah kejadian.

5. Apa yang kamu rasakan saat ini?

Jawaban atas pertanyaan ini akan menuntun kita sebagai orang dewasa untuk memberi stimulai yang sesuai dengan apa yang dirasakan anak setelah kejadian.

Baca Juga: Tak Disangka, 6 Orang Ini Rawan Menularkan Penyakit Flu, Siapa Saja?

Menurut Astrid, dengan menanyakan pertanyaan tersebut memungkinkan orang dewasa dapat menenangkan kondisi yang dialami si kecil.

"Hal ini penting agar kita mengetahui kondisi anak dan dapat memberikan setidaknya psychological first aid yang tepat untuk anak kita," ucap dia.

Masih banyak jenis pertanyaan yang bisa ditanyakan untuk mengetahui bagaimana kondisi anak tapi menurut Astrid, hal yang perlu diperhatikan adalah pastikan diri kita tenang dan tidak terpacu secara emosional ketika memberikan pertanyaan itu.

Kemudian jika kondisi anak memang belum dapat stabil dalam jangka waktu tertentu, perlu diperhatikan untuk mengonsultasikan dengan yang ahli di bidangnya.

Baca Juga: Ade Juwita Meninggal Dunia di Usia 49 Tahun karena Asam Lambung, Kenali 5 Jenis Makanan yang Perlu Dihindari

Artikel Terkait