Uniknya, Joker terkadang mengenakan bunga yang bisa menembakkan racun mematikan di pangkuannya.
Sementara, kita berpikir bahwa bunga biasanya tidak berbahaya, bahkan menawan, menggarisbawahi sifatnya yang sangat menipu.
Meski begitu, Joker telah, selama beberapa inkarnasinya, menjadi ikon budaya, salah satu penjahat yang paling dikenal dalam semua fiksi.
Terlepas dari semua perasaan negatif yang dia dapat, apakah Joker adalah karakter yang menarik? Apa yang kita lihat dalam dirinya? Dan apa yang dia lakukan untuk kita?
Sebagai seorang psikiater, Neel Burton M.D., tergoda untuk mendiagnosis Joker dengan unsur-unsur gangguan mental.
Joker adalah karakter fiksi yang tidak perlu dan tidak sesuai dengan norma dan pola alami.
Mendiagnosisnya juga berarti menstigmatisasi orang dengan gangguan mental secara tidak adil.
Menurutnya, tidak seperti orang dengan penyakit mental seperti gangguan bipolar, atau skizofrenia, Joker itu konsisten, penuh perhitungan, dan bertujuan, dan tampaknya tidak menderita, atau setidaknya tidak secara langsung, dari “kondisinya”.
Joker punya rencana, bahkan jika itu hanya untuk mengacaukan dan menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada, untuk menciptakan kekacauan, dan dia menikmati rencana itu.
Dalam Dark Knight karya Christopher Nolan, Joker mengatakan, "Perkenalkan sedikit anarki. Marahlah tatanan yang ada, dan semuanya menjadi kekacauan. Saya seorang agen kekacauan ..."
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR