Intisari-Online.com - Pada awal Perang Dunia II, Jerman melarang untuk membantu orang Yahudi, pelanggarnya bisa dihukum mati di Polandia.
Irena Sandler saat ini diingat sebagai "the female Oskar Schindler," seorang aktivis dan pengkritik kebijakan antisemit jauh sebelum pecahnya Perang Dunia II.
Nilai-nilai yang dijunjungnya didapat dari pengajaran orangtuanya, "Saya diajari oleh ayah saya bahwa ketika seseorang tenggelam, Anda tidak bertanya apakah mereka bisa berenang, Anda hanya melompat dan membantu."
Ayahnya hidup dan mati oleh filsafatnya. Dia adalah seorang dokter untuk orang miskin, yang sering dia rawat tanpa biaya.
Nahas, ayahnya tertular tifus dari seorang pasien. Ketika dia meninggal, putrinya baru berusia tujuh tahun.
Seiring bertambahnya usia, Irena Sendler membuktikan dirinya benar-benar mewariskan sikap orangtuanya.
Kertas Palsu, Perlengkapan Rahasia, dan Anak-anak Selundupan
Pada saat invasi Jerman ke Polandia, Irena Sendler bekerja untuk Departemen Kesejahteraan Sosial Polandia.
Ketika Nazi berkuasa, dia melihat rekan-rekan kerjanya yang Yahudi berpaling, diberhentikan dari pekerjaan mereka setelah bertahun-tahun bekerja.
Seluruh Departemen Kesejahteraan Sosial Polandia kemudian dilarang membantu orang Yahudi Polandia - mereka akan dilayani oleh lembaga-lembaga di komunitas mereka sendiri, kata Jerman.
Irena Sendler tidak akan membiarkannya.
Dia meminta sekelompok rekan kerja yang mendukung dan mulai membuat dokumen palsu yang memungkinkan dia dan timnya membantu keluarga Yahudi.
Baca Juga: Jangan Dikupas, 4 Jenis Sayur Ini Beri Manfaat Luar Biasa Jika Dimakan dengan Kulitnya
Source | : | Allthatsinteresting.com |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR