Advertorial

Seorang Wanita Mengaku Alergi WiFi, Begini Caranya 'Bertahan Hidup' dan Jika Pergi ke Kafe dengan WiFi

Nieko Octavi Septiana
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Tak semuanya orang merasa gembira dengan hadirnya WiFi, bahkan hal tersebut bisa merepotkan hidupnya.
Tak semuanya orang merasa gembira dengan hadirnya WiFi, bahkan hal tersebut bisa merepotkan hidupnya.

Intisari-Online.com -Zaman sekarang koneksi internet berkecepatan tinggi nirkabel atau WiFi sudah seperti sebuah kebutuhan.

Namun tak semuanya orang merasa gembira dengan hadirnya WiFi,bahkan hal tersebut bisa merepotkan hidupnya.

Melansir Unilad.co.uk, Sabtu (28/9/2019), seorang wanita mengaku alergi terhadap WiFi.

Ia bahkan khawatir penerapan 5G di negaranya, Inggris, bisa membunuhnya.

Baca Juga: Kisah Tragis Kapten Pierre Tendean, Letnan Tampan yang Gagal Nikahi Kekasihnya Demi Jadi Perisai AH Nasution dalam G30S/PKI

Rosi Gladwell (70) telah menghabiskan ratusan pound sterling untuk melindungi dirinya dari internet nirkabel.

Ia percaya radiasi elektromagnetik membuat dia merasa lemah dan kehabisan napas.

Mengatasi alerginya, dia akan tidur di dalam kantong tidur seharga yang ditenun dengan perak dan tembaga memiliki selembar pelindung seharga 400 pound sterling (sekitar Rp6,9 juta).

Ia juga memiliki detektor radiasi genggam seharga 200 pound sterling (sekitar Rp3,4 juta).

Baca Juga: Cerita Putri Sulung AH Nasution Tentang Detik-detik Memilukan Ade Irma Suryani Tewas Jadi Korban Keganasan Pasukan Cakrabirawa G30S/PKI

Rosi, dari Totnes, Devon, mengatakan ia merasa cukup khawatir dengan masa depan.

"Saya sebenarnya cukup takut dengan masa depan. Saat ini, saya telah berhasil membuat diri saya aman dengan menjadi cukup beruntung untuk tinggal di sebuah rumah di pedesaan di mana tidak ada frekuensi elektromagnetik."

Rosi menambahkan, "Tetapi jika mereka memperkenalkan 5G maka saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Ini masalah yang sangat menakutkan."

Sejak mendiagnosis dirinya dengan kepekaan terhadap medan elektromagnetik, Rosi telah menghabiskansejumlah uang pada peralatan khusus dan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah liburan keluarga di pegunungan Spanyol.

Rosi mengenakan kantong tidur dan sprei pelindung selama perjalanan feri selama 30 jam yang dia lakukan bersama suaminya ke Spanyol.

Baca Juga: Kisah Sukitman, Agen Polisi yang Lolos dari Lubang Buaya pada Peristiwa G30S, 'Pokoknya, Saya Pasrah Kepada Tuhan Sambil Berdoa'

Rosi mendiagnosis dirinya sendiri dengan sensitivitas EMF (medan elektormagnetik) enam tahun lalu setelah dia merasa lebih baik dalam 10 menitusai mematikan WiFi dan telepon rumah tanpa kabel di rumahnya.

Rosi sendiri sadar orang-orang pasti menganggap dirinya aneh jika mengatakan sensitif terhadap EMF.

"Saat itu orang akan menganggap Anda aneh jika Anda mengatakan Anda menderita sensitivitas EMF, tetapi saya tidak berpikir itu masalahnya sekarang."

Ia juga mengatakan ia mungkin tak bisa pergi ke kota-kota besar, mengingat begitu kuatnya sinyal di sana.

Baca Juga: Influencer Ini Kerap Pamer Gaya Hidup Mewah, Ternyata Kondisi Apartemennya Memprihatinkan, Penuh Sampah dan Kotoran Binatang

"Tidak mungkin saya pergi ke kota besar lagi karena sinyalnya semakin kuat," jelasnya.

Rosi menjelaskan bagaimana ia berusaha untuk menyesuaikan diri di tempat-tempat yang memiliki WiFi.

"Jika saya pergi ke sebuah kafe, saya mencoba untuk duduk di luar dan jika kita pergi makan malam, saya membawa meteran saya dan kemudian saya dapat memutuskan kursi mana yang memiliki radiasi paling sedikit dan duduk di sana, karena sangat bervariasi di suatu ruangan."

Rosi mengatakan jika ia terpapar medan elektromagnetik terlalu lama, ia akan pulang dan mematikan semuanya termasuk tidak menonton televisi selama dua hari.

Rosi adalah anggota terkemuka kelompok Electromagnetic Field Awareness Totnes.

Baca Juga: Influencer Ini Kerap Pamer Gaya Hidup Mewah, Ternyata Kondisi Apartemennya Memprihatinkan, Penuh Sampah dan Kotoran Binatang

Kegiatan kelompok tersebut misalnya menonton film dokumenter tentang efek radiasi.

Dia berkata, "Kami memiliki sekitar 12 anggota yang datang ke pertemuan, tetapi mungkin ada lebih banyak orang yang peka terhadap EMF di Totnes yang merasa sangat lemah sehingga mereka tidak bisa datang."

Para ilmuwan mengatakan empat persen orang di seluruh dunia menderita sensitivitas EMF dan itu mungkin terlalu rendah.

Ilmuwan mengungkap banyak orang sekarang merasa tidak enak badan, semua orang merasa lelah dan tertekan, dan beberapa di antaranya,sampai tingkatradiasi.

Baca Juga: Tidak Pernah Sakit dalam Hidupnya, Tiba-tiba Pria Ini Didiagnosis dengan Penyakit Mematikan, Bahkan Diprediksi Hidupnya Tinggal Setahun Lagi!

Artikel Terkait