Advertorial
Intisari-online.com - India adalah negara dengan sejarah panjang, dan peradaban yang beragam
Salah satu yang paling berkesan di india adalah, hal-hal yang luar biasa ajaib tentang praktik keagamaan yang luar biasa.
Salah satunya adalah "Standing God" atau dewaberdiri yang telah berdiri selama 30 tahun, dengan menahan tawa dan ekspresi.
Menurut Toutiao, pada Minggu (23/9/19) karena iman dan cinta Standing God telah berdiri di sana selama 33 tahun.
Bahkan orang normal pun tidak bisa memaksakan pekerjaan selama 33 tahun, apalagi berdiri membosankan.
Perilakunya tidak hanya menarik perhatian turis, bahkan orang-orang India sekalipun penasaran, setiap kali dia berdiri pengunjung akan menyentuhnya dan membuatnya tertawa, bergerak, atau merubah ekspresinya.
Tentu saja luar biasa tekad kuat pria ini, di mana selama 30 tahun dia berdiri di sana karena imannya.
Dikisahkan, pria tersebut mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya ketika masih muda.
Baca Juga: Terjadi Aksi Demo Mahasiwa, Simak Pengaruhnya Berikut Ini ke Perekonomian Indonesia
Dia berjuang untuk mencari pekerjaan, namun karena sistem etnis di India telah mempersuli orang lokal mencari pekerjaan.
Maka jalan satu-satunya adalah menjadi pengabdi religius, salah satunya yang dilakukan paman ini menjadi penjaga keamanan di sebuah kuil.
Selama 30 tahun dia telah bekerja sebagai penjaga kuil dan setiap kali bertugas dia berdiri disana seperti patung dan tidak mengubah posisinya sedikitpun.
Karena tekadnya ini banyak orang kaya menyatakan siapa saja yang sanggup membuatnya tertawa, mengeluarkan ekspresi atau berpindah tempat akan diberi uang Rp1,9 juta.
Maka banyak orang yang mencoba menggodanya, namun sampai saat ini tidak ada satupun orang yang berhasil menggodanya.
Perilaku paman "standing god" ini mengingatkan pada kehidupan asketisme di India.
Salah satu contoh paling terkenal adalah petapa bernama Amar dia menjalani kehidupan sebagai petapa sejak 1973, dan mengangkat tangannya ke udara.
Bahkan sampai saat ini dia tidak pernah menurunkan tangannya.
Kemudian, kisah para Sadhu Aghori yang rela meninggalkan keluarganya lalu hidup bertapa di kaki gunung Himalaya demi mengabdikan diri pada Dewa Siwa.