"Ya kan dibikin rese kampung ini lama-lama akhirnya pada kabur, rumah warga pada dijual-jualin dengan harga semau dia (warga), capek kali ketenangannya diusik. Kalau saya kan tidak takut, banyak lah saudara saya perwira, abang saya saja pangkatnya sudah tinggi," ucap Lies.
Lies lebih memilih tinggal di rumah sederhana yang sudah terlihat sangat usang.
Kompas.com sempat berbincang dengan tetangga Lies. Menurut dia, Lies pernah ditawar Rp 3 miliar, bahkan dengan tambahan satu unit di Apartemen Thamrin Residence Executive. Meski demikian, Lies tak tergiur.
Saat dikonfirmasi informasi tersebut, Lies membenarkan. Baginya, uang bukan segalanya. Apalagi ia sudah memiliki banyak uang dari usaha indekosnya. Bahkan, ia mengaku juga memiliki rumah mewah di Bandung dan Tangerang.
Baca Juga: Kentut di Depan Polisi dengan Sengaja, Seorang Pria Dihukum Melakukan Kerja 75 Jam Tanpa Bayaran
"Iya benar (pernah ditawar Rp 3 miliar dan satu unit apartemen). Tapi saya tidak mau dibayar berapa pun rumah ini saya tidak sudi dibeli. Mereka mah cuma mau kuasai tanah ini. Ini tumpah darah saya di sini, dari sejak saya lahir hingga kini saya sudah nyaman dengan rumah ini," ujar Lies.
Rumah sederhana milik Lies itu berada di belakang area Apartemen Thamrin Executive Residence. Jika dilihat sekilas, rumah tersebut tidak terlihat.
Pasalnya, bangunan rumah di kelilingi tembok yang berisi tanaman-tanaman hijau. Posisi rumah lebih rendah dibanding jalan. Jadi, hanya genting yang terlihat.
Lantaran posisi rumah lebih rendah, penghuni harus turun melewati tangga setapak nan licin untuk masuk ke rumahnya.
(Cynthia Lova)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Pemilik Rumah Reyot di Dalam Kompleks Apartemen Mewah, Diteror Preman agar Pindah"
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR